Oleh: Nur Hidayati
Belakangan ini marak berita tentang kedatangan Paus ke Indonesia, tepatnya awal September kemarin. Pemimpin Gereja Katolik dunia sekaligus kepala negara Vatikan tersebut datang ke Indonesia dengan membawa "misi damai". Sebelum datang ke Indonesia, Paus telah membuat surat permohonan dukungan atas kedatangannya di Indonesia. Surat itu ditujukan kepada Kementrian Agama lalu dilanjutkan ke Kemenkominfo.
Miris memang keadaan negeri kita saat ini, sudah nyata-nyata yang datang berkunjung adalah orang kafir tapi malah disambut dengan gegap gempita, disanjung, bahkan sampai ada yang mengidolakannya, Astaghfirullah.
Dalam IsIam, kita hanya pantas mengidolakan Rasulullah sebagai suri tauladan bukan yang lain, apalagi seorang kafir. Dalam kunjungannya tersebut, Paus menyampaikan pesan khusus buat para pemuda agar mereka selalu menjaga toleransi di antara umat. Hal ini tentu saja bisa merusak akidah generasi muda saat ini. Akidah yang benar seharusnya ditanamkan ke dalam benak para pemuda dan generasi penerus saat ini agar mereka tak mudah terpengaruh oleh pemikiran yang jelas-jelas bertentangan dengan akidah Islam. Dapat disimpulkan pula jika kedatangan Paus tersebut mengarah pada sinkretisme, pluralisme, dan humanisme beragama.
Dalam Al Qur-an, Allah swt berfirman yang artinya "Janganlah kalian mencampuradukkan yang hak dengan yang batil, jangan pula kalian menyembunyikan yang hak itu, sedangkan kalian mengetahui." (Al Baqarah ayat 42). Seharusnya kita sebagai seorang muslim haruslah bisa menyikapi hal-hal seperti kedatangan Paus saat ini. Para tokoh agama dan para ulama semestinya paham bahwa kunjungan Paus ke Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat dengan menunjukkan syiar dan dakwah IsIam kepada Paus dan para pengikutnya, bukan malah kita yang ikut-ikutan seperti mereka.
Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw saat beliau mengirimkan surat kepada para pemimpin kafir agar masuk IsIam. Dalam Al Quran surat Al kafirun, Allah telah menjelaskan tentang toleransi beragama. Sudah seharusnya kita mengamalkan isi dari ayat-ayat tersebut. Hanya dengan menerapkan Islam, kita mampu mewujudkan toleransi yang hakiki sekaligus menebarkan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu A'lam Bishowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar