Oleh: Lindawati
Nusa Penida Festival (NPF) tetap akan digelar meski keuangan Pemerintah Kabupaten Klungkung masih memprihatinkan. Keuangan yang sedang melemah tidak akan mempengaruhi perhelatan NPF pada bulan Oktober 2024 mendatang. Menurut Pj. Bupati Klungkung, dana APBD yang ada saat ini memang tidak dapat membiayai seluruh kebutuhan belanja daerah hingga akhir tahun, tetapi khusus untuk NPF ini sudah dana yang dikhususkan sehingga mau tidak mau akan tetap diselenggarakan.
Mirisnya, mengapa harus memaksakan mengadakan festival tersebut jika memang untuk kebutuhan belanja daerah saja belum stabil. Bukan menjadi hal yang membanggakan jika yang wajib saja belum terpenuhi tetapi memaksakan kehendak demi terselenggarakannya festival yang hanya beberapa waktu saja. Meskipun sudah ada dana khusus untuk festival ini, akan tetapi lebih baiknya dialokasikan untuk pengeluaran yang lebih penting dan bermanfaat bagi masyarakat umum.
Inilah cerminan pemerintahan yang lahir dari sistem di luar Islam. Di saat rakyat membutuhkan bantuan, terjaminnya kebutuhan pokok, justru pejabatnya malah menghambur-hamburkan uang hanya untuk sebuah festival sesaat. Apalagi festival ini akan dilaksanakan di saat kondisi keuangan daerah sedang memperihatinkan. Dari sini dapat dilihat bahwa pejabat yang ada saat ini hanya mementingkan kesenangan kelompok tertentu saja, mereka tidak peduli sama sekali terhadap kemaslahatan masyarakatnya. Lalu apakah dengan mengadakan festival tersebut akan memperbaiki keadaan keuangan daerah atau justru tambah memperburuk?
Di sistem kapitalis ini memang susah mengukur dan mengatur anggaran setiap desa dan minimnya pemasukan dari setiap daerah. Menurut Kadispar Klungkung, Sulistiawati, Nusa Penida Festival dan pilkada 2024 sudah dekat dan sama-sama memerlukan pelayanan publik sehingga semuanya harus dilakukan dengan baik agar kedua kegiatan ini tidak saling mengganggu dalam proses pelaksanaanya dan dapat berjalan dengan baik. Sebenarnya NPF tersebut diselenggarakan hanya untuk menarik wisatawan agar pariwisata di sana dapat berkembang dengan baik dan diharapkan dapat mensejahterakan penduduk di sana.
Inilah pemikiran dangkal yang dimiliki pejabat hari ini. Harapan tidak sesuai realita yang terjadi. Sebab sudah berapa banyak menyelenggarakan acara, apalagi pesta pilkada yang berulang kali ternyata hanya meninggalkan duka dan kekecewaan lagi.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar