Oleh : Rohmatika Dia Rofa
Air adalah sumber mata kehidupan untuk memenuhi segala macam kegiatan sandang pangan suatu kehidupan terutama Masyarakat luas. Air hal paling mendasar dari proporsi kehidupan sama halnya makanan air sangat berperan penting untuk keberlangsungan hidup.
Melihat urgensi daripada penggunaan air bagi kesejahteraan masyarakat maka, kita akan menelaah fakta yang terjadi saat ini dengan pengelola sumber air yang ada. Perusahaan Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Kandilo Kabupaten Paser saat ini terus berupaya memperluas cakupan layanan air bersih di wilayahnya. Saat ini, cakupan layanan Perumda Tirta Kandilo baru menjangkau 51 kelurahan atau desa, atau sekitar 35,4 persen dari total desa/kelurahan di Kabupaten Paser. Dari 10 kecamatan yang ada, layanan air bersih baru tersedia di sembilan desa, dengan total 30.256 sambungan langganan yang melayani sekitar 182.521 jiwa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser bersama Perumda Tirta Kandilo berkomitmen untuk mengatasi kendala ini dengan mengembangkan inovasi dan membangun unit pengelolaan air bersih di setiap desa. Perumda Tirta Kandilo telah menjalin kerjasama dengan PT Anagata Dhiya Karya Mandiri (Adhikari) untuk mengimplementasikan rencana bisnis tersebut. Bupati Paser, Fahmi Fadli, juga memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Perumda Tirta Kandilo, dengan syarat bahwa program yang diajukan memiliki tujuan yang jelas.
Namun lain halnya jika fakta air di suatu daerah dimanfaatkan oleh para penguasa yang Dimana cakupan daerahnya adalah dia yang mengelolanya namun sayang belum tepat sasaran untuk pandangan sisi Masyarakat jika di sisi mereka penguasa tentu berkebalikan air menjadi barang yang paling menjanjikan karena hal dasar yang diperlukan untuk Masyarakat yang di mobilisasi tuk keperluan segelintir orang dan dijadikan ladang bisnis tentu ini akan menjadi sumber pemasukan yang sangat besar untuk segelintir orang tersebut. Dimana jika berfikir sempitnya lahan untuk menaungi dan mahalnya tanah kemudian mencari sumber air bersih Dimana itu sebagai pemenuhan hajat hidup malah menjadi sulit akibat tangan yang berkuasa telah menjadikannya ladang – ladang bisnis yang meroket untuk memenuhi sumber pendapatan suatu daerah / Lembaga daerah serta kantong para pemilik modal.
Adanya seruan kepada investor untuk bergabung memperlihatkan bahwa negara ingin berlepas tangan terhadap pengurusan umat terutamanya air. Terlihat penguasa hanya ingin sebagai fasilitator/regulator saja. Tidak seharusnya air yang menjadi kebutuhan umat diserahkan kepada swasta. Air adalah hajat hidup orang banyak yang wajib dikelola negara secara mandiri. Munculnya masalah air merupakan akibat penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini hanya menjadikan keuntungan sebagai tujuan utama. Dalam sistem ini, pengusahalah yang berkuasa sehingga apa pun usahanya, asal bisa mendapatkan cuan, akan dilakukan, meskipun bisa merampas hak masyarakat sekitar. Sebagaimana hak mereka mendapatkan air bersih.
Kisah Utsman bin affan membeli sumur orang yahudi untuk bersedekah
Air adalah sumber kehidupan, namun kawasan Jazirah Arab merupakan daerah yang minim air. Pada zaman Rasulullah SAW terdapat satu sumur yang menghasilkan air jernih dan berlimpah, sayangnya sumur ini dimiliki oleh orang Yahudi yang enggan memberikan air sebagai sedekah.
Siapapun yang membutuhkan air dari sumur ini, harus membayar dengan harga mahal. Padahal kebutuhan air masyarakat terbilang banyak. Sementara air di sumur-sumur Madinah kebanyakan keruh. Dikisahkan dalam buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi oleh Muhammad Nasrulloh, perkara sumur milik orang Yahudi ini kemudian sampai ke telinga Rasulullah SAW melalui para sahabatnya. Rasulullah SAW lantas berkata, "Barangsiapa membeli sumur orang Yahudi, kemudian timba miliknya ia campur dengan timba orang-orang Muslim (disedekahkan) maka ia akan mendapat balasan sumur yang lebih baik di surga." Mendengar perkataan Rasulullah SAW ini, Utsman bin Affan langsung bergegas menemui orang Yahudi pemilik sumur air ini. Tujuannya adalah untuk membeli sumur miliknya Utsman kemudian memiliki ide untuk menawar dan membeli separuh dari hak sumur tersebut. Dengan tawaran ini, satu hari sumur menjadi milik Utsman, dan hari berikutnya milik orang Yahudi. Demikian seterusnya. Dengan tawaran ini, orang Yahudi tertarik. Namun ia menjual dengan harga yang sangat tinggi yakni 12.000 dirham. Orang Yahudi ini mengira bahwa Utsman membeli hak sumur ini dengan tujuan untuk meraup keuntungan dari jual beli air. Kenyataannya justru berlawanan dengan prediksi orang Yahudi. Setelah memiliki hak atas setengah bagian sumur ini, Utsman justru memberikan air kepada orang muslim secara gratis. Orang-orang muslim dapat mengambil air sesuai kebutuhannya, tanpa khawatir membayar mahal. Ternyata aksi ini disadari orang Yahudi pemilik sumur. Tak ada lagi orang-orang yang membeli air padanya Orang-orang muslim mengambil air saat bagian hari Utsman. Mereka mengambil sekaligus dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan selama dua hari. Setelah merasa rugi, orang Yahudi ini lantas menjual seluruh bagian sumurnya. Utsman bin Affan lantas membayar separuh sumur ini dengan harga 8.000 dirham.
Total untuk harga seluruh sumur ini 20.000 dirham. Dari sumur ini, Utsman bin Affan dapat melakukan sedekah sebanyak-banyaknya. Sumur ini diwakafkan untuk kepentingan orang-orang Muslim. Sumur ini menjadi saksi bisu dari kisah sedekah Utsman bin Affan. Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, umat Islam dipimpin oleh Khulafaur Rasyidin. Kepemimpinan Utsman bin Affan yang berjalan selama 12 tahun memiliki peran penting dalam kemajuan umat Islam.
Kita dapat membayangkan bagaimana makmurnya pada zaman tersebut Ketika islam menaungi seluruhnya atas kemaslahatan Masyarakat Sejahtera yang diatur didalam islam.
Wallahualam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar