Potret Buruk Sekulerisme, Perlu Solusi Tuntas


Oleh: Ayu Susanti, S.Pd 

Negeri zamrud khatulistiwa selalu punya cerita. Di negeri ini banyak hal yang terjadi. Dari mulai kasus pemerkosaan, pembunuhan sampai masalah kemiskinan dan yang lainnya. Baru-baru ini pun terdapat fakta yang cukup mengejutkan. Adanya 6 warga Baduy yang meninggal secara misterius. Namun, ternyata sudah diketahui penyebab meninggalnya 6 warga tersebut.

Penyebab enam warga Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, yang sebelumnya dianggap misterius akhirnya terungkap. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr. Ati Pramudji Hastuti mengatakan, keenam orang itu ternyata meninggal karena penyakit tuberkulosis. "Kasus TB (tuberkulosis) yang meninggal dunia (di Baduy)," kata Ati kepada wartawan usai menghadiri focus group discussion di Kota Serang. Kamis (15/9/2022). (Kompas.com, 15/09/2022).

Disamping itu ada kasus utang-piutang yang melilit warga. 

Undang (42) bernasib pilu usai rumahnya dirobohkan oleh rentenir. Hal itu terjadi usai warga Kampung Haur Seah, Cipicung, Banyuresmi, Garut itu tak bisa melunasi utang sang istri senilai Rp 1,3 juta. (Detik.com, 17/09/22). 

Kasus terlilitnya utang bukan hal baru yang terjadi di negeri ini. Dengan beragam alasan mengapa orang berutang, kemungkinan salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tak terpungkiri semakin hari kebutuhan semakin meningkat, dan berbagai harga pun semakin merangkak naik. Selain itu, tak sedikit warga mengalami kelaparan. Banyak warga yang terlilit kemiskinan sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri. 

GURU Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University Drajat Murtianto mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal itu disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, yodium, asam folat, seng, vitamin A dan zat gizi mikro lainnya. (mediaindonesia.com, 18/09/22). 

Fakta-fakta yang terjadi diatas hanyalah sebagian masalah kecil yang terjadi di negeri ini. Hal ini akan terus terulang jika akar masalahnya tak bisa diselesaikan dengan baik. Kemiskinan, kelaparan, jerat utang, tak dapat akses kesehatan dengan mudah dan kasus lainnya bermuara pada penerapan sistem hidup yang berasal dari manusia, yakni sekulerisme (pemisahan antara agama dengan kehidupan). Sistem hidup sekulerisme memiliki ciri khas manusia yang membuat sebuah aturan. 

Padahal manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas, dan tidak mampu mengetahui mana yang terbaik untuk dirinya. Maka saat manusia membuat aturan, akan dihasilkan aturan yang serba lemah dan terbatas. Selain itu dalam sistem ini, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat tak akan pernah terwujud. Karena kemiskinan, pemenuhan kebutuhan pokok lainnya tidak bisa diwujudkan dengan baik, karena semuanya diukur oleh materi. Siapa yang memiliki uang maka dia yang akan mendapatkan berbagai fasilitas. Namun jika dirinya tak memiliki uang, maka tak akan bisa mendapatkan pelayanan publik dengan baik dan optimal. Begitulah saat manusia membuat aturan maka yang terjadi adalah sebuah kesengsaraan. 

Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah sistem hidup yang Allah turunkan untuk mengatur hidup manusia agar bisa selamat dunia dan akhirat serta bisa merasakan sebuah kemakmuran dan kesejahteraan. Dalam Islam, pemimpin akan berusaha seoptimal mungkin untuk mengurusi rakyat dengan baik. Akan terpenuhi semua kebutuhan pokoknya dari mulai sandang, pangan, papan, keamanan, kesehatan dan pendidikan. Sehingga rakyat tak usah ambil pusing untuk mengurusi hidupnya. Karena hanya dengan Islam satu-satunya sistem yang bisa melahirkan kesejahteraan. 

Oleh karena itu, jika kita mau terbebas dari jeratan masalah yang ada maka harus kembali kepada aturan Islam secara kaffah. 

Wallahu'alam bi-showab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar