SOLUSI ISLAM ATASI BANJIR


Oleh : Ade Rosanah

Ketika musim penghujan tiba wilayah-wilayah yang ada di Indonesia seperti biasanya rentan terkena banjir. Seperti halnya banjir yang merendam dan terus meluas sebagian wilayah di Aceh Utara pada selasa (4/10). Sebanyak 18.160 warga mengungsi hingga kamis sore, sebagaimana yang diungkapkan Abdul Muhari sebagai Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, (Katadata, 6/10/2022).

Tak ketinggalan Jakarta sebagai Ibu kota negara menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Baru-baru ini banjir yang melanda Jakarta akhirnya memakan korban. Pada Kamis (6/10) pukul 14.50 WIB, 3 orang siswa madrasah meninggal dunia. Pasalnya tembok sekolah di MTSN 19 Jakarta jebol dan rubuh karena tidak bisa menahan debit air yang meluap dari saluran penghubung Pinang Kalijati yang berlokasi tepat dibelakang madrasah, (Katadata, 8/10/2022).

Dwikorita Karnawati sebagai Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pihaknya sudah memperingatkan dini  seluruh wilayah Indonesia akan terjadi hujan ekstrem. Untuk wilayah DKI sendiri cuaca ekstrem berpotensi terjadi mulai 1 Oktober. Peringatan dini tersebut sudah disampaikan pada 29 September. Kemudian peringatan dini diteruskan tanggal 2,3 dan 4 Oktober, (Liputan6.com, 8/10/2022).

Persoalan bencana banjir di negeri ini seperti tidak ada ujungnya. Tiap musim penghujan pasti saja bencana banjir tidak dapat terhindarkan. Banjir menjadi langganan beberapa wilayah di Indonesia. Berbagai dampak yang ditimbulkannya pun tidak boleh disepelekan. Curah hujan yang tinggi serta fenomena alam seperti La Nina pun sering disebut sebagai faktor utama penyebab banjir.

Di satu sisi memang benar faktor alam mempengaruhi bencana hidrometeorologi, akan tetapi di sisi lain ada faktor lainnya yang turut menjadi penyebab bencana banjir terus berulang. Faktor tersebut adalah perilaku manusia yang abai terhadap alam dan lingkungan. Kemudian yang paling struktural adalah mengenai kebijakan pembangunan kapitalistik yang sistemis dalam sistem Kapitalisme. Dimana pembangunan semacam ini sangat syarat akan eksploitasi lahan. Tidak mempertimbangkan dampak yang akan muncul akibat pembangunan yang sembarangan.

Air hujan yang jatuh ke bumi tidak terserap oleh tanah sebab lahan resapan air berubah menjadi lapisan beton serta bangunan. Lahan pesawahan berubah menjadi perumahan. Pohon-pohon yang ada di hutan ditebang bahkan dibakar untuk membuka lahan baru yang dijadikan perkebunan. Sehingga lahan resapan air berubah karena alih fungsi lahan. Selain itu drainase tidak berfungsi dengan baik. Maka ketika terjadi cuaca ekstrem bencana banjir pun takkan terelakan lagi.

Saat ini keseimbangan alam dan lingkungan mengalami kerusakan. Kerusakan yang sengaja oleh pembangunan kapitalistik. Semua dilakukan demi memenuhi hasrat para kapitalis untuk mendapatkan keuntungan. Sebab negara pun mengizinkan para pengusaha untuk mengembangkan bisnisnya seperti di bidang pertambangan, perkebunan dan hunian. Meskipun hal itu akan merugikan lingkungan dan merusak kelestarian alam. Namun nyatanya saat ini yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya banjir justru dibiarkan begitu saja.

Satu sama lain saling menuduh, menyalahkan bahkan saling serang. Padahal banjir merupakan persoalan kita bersama. Seharusnya pihak-pihak yang terlibat antara lain individu, masyarakat dan negara dengan kesadaran bersama bertekad dan berusaha menyelesaikannya. Dalam sistem Kapitalisme persoalan banjir seakan tidak menemukan jalan keluar. Hujan yang merupakan rahmat berubah menjadi laknat. Akan tetapi berbeda dengan sistem Islam dalam mengatasi banjir.

Dalam mengatasi permasalahan banjir Islam memiliki solusi untuk menyelesaikannya . Allah swt. telah menitipkan di alam apa yang diperlukan manusia guna memenuhi kebutuhannya. Manusia dapat mengambil dan memanfaatkan apa yang terdapat di alam. Tetapi Allah swt. melarang aktivitas yang merusak alam sehingga membuat alam kehilangan keseimbangannya. Islam mengajarkan manusia agar mencintai alam dan lingkungan dengan cara menjaga dan melestarikannya sebab itu untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia juga.

Maka dengan itu Islam mengatur terkait pemanfaatan alam. Salah satunya aturan tentang penggunaan dan pemanfaatan tanah serta tata ruang dalam suatu proyek pembangunan. Islam melarang memanfaatkan alam secara berlebihan. Melarang mendirikan bangunan dan infastruktur secara serampangan artinya membangun tanpa memerhatikan dan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi kedepannya. Dengan demikian aturan Islam yang diimplementasikan secara komprehensif oleh negara akan mampu mencegah terjadinya alih fungsi lahan sebagaimana alih fungsi lahan yang biasa terjadi dalam sistem Kapitalisme. Sebab sistem Kapitalismelah yang memberikan peluang terjadinya alih fungsi lahan yang nyatanya menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir.

Dalam sistem Islam, bagi siapa saja yang merusak alam dan mengganggu keseimbangannya maka dianggap sebagai pelaku kejahatan yang berhak diberikan sanksi oleh negara. Adapun banjir yang melanda di suatu negeri yang berasaskan akidah Islam bukanlah akibat dari ulah jahat tangan manusia. Akan tetapi semata-mata Allah swt. tengah memberikan ujian. Ketika aturan Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan maka akan mendatangkan rahmat untuk seluruh alam.

Wallahu'alam...




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar