Tragedi Kanjuruhan : Hobi Berujung Maut


Oleh : Jessy Tiara Putri

Pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya menimbulkan duka mendalam bagi dunia pesepakbolaan Indonesia. Ratusan Aremania dinyatakan meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka akibat kejadian ini.

Muhammad Riandi Cahyono merupakan salah satu Aremania yang turut menjadi korban dalam tragedi tersebut. Dia dan kekasihnya sengaja menyaksikan pertandingan tersebut dengan mengendarai motor dari Blitar. "Sekarang saya tidak tahu di mana pacar saya, belum ketemu sampai sekarang," ucap pria yang berusia 22 tahun tersebut di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Ahad (2/10/2022). Republika.co.id

Rasanya baru kemarin terjadi tragedi memilukan saat Perebutan Piala Presiden 2022 di Gelora Bandung Lautan Api yang mengakibatkan kematian 2 orang. Semuanya berucap "semoga ini tidak terulang kembali" namun faktanya kembali terulang dalam pertandingan Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan korban meninggal dunia mencapai 187 orang.

Menurutmu apa sih penyebab tragedi ini terjadi? Apakah salah jika menyukai dan menonton bola? Atau karna suporter anarki? Atau aparat yang tidak berperikemanusiaan? Kenapa sih gak dibubarin aja kelompok-kelompok supporter bola?

Peminat bola teramat banyak, mulai dari pemuda-pemudi, orang tua, bahkan anak kecil pun ada yang sudah nge-fans dengan bola. Sehingga menghasilkan pundi-pundi cuan yang juga melimpah. Mulai dari penjualan tiket, cendera mata, siaran tv, sponsor bahkan perjudian kecil-kecilan hingga kelas kakap pun ada. Jika kelompok suporter dihilangkan akan beriringan pula dengan menurunnya profit para kapitalis yang menggurita pada hari ini.

Disamping itu, diperkeruh dengan tindakan aparat yang represif dalam mengambil langkah penanganan kerusuhan dengan kekerasan dan melemparkan gas air mata. Yang mana merupakan penyalahgunaan kekuasaan militer. Selain itu, melemparkan gas air mata didalam Stadion salah satu tindakan yang dilarang oleh aturan FIFA, yang berakibat dibekukannya sepak bola Indonesia selama 5 tahun. 

Tidak sedikit netizen memanas tersebab hukuman yang diberikan kepada aparat tersebut tidaklah sepadan dengan ratusan korban jiwa, yaitu hanya dengan pencopot jabatan saja.

Dari sini terlihat tidak seriusnya pemerintah dalam mengambil tindakan dalam Tragedi Kanjuruhan. Ini adalah salah satu potret buruk efek dari sekulerisme yang membuat manusia kehilangan fitrahnya. Padahal pada hakikatnya negara adalah pelindung rakyatnya, bukan pengeruk cuan yang membahayakan. Namun, agaknya definisi itu tidak berlaku di sistem hari ini.


Lalu bagaimana dari sudut pandang Islam mengenai peristiwa ini?

Perlu kita pahami bahwasanya Islam telah melarang untuk bersikap fanatisme dalam sebuah kelompok. Karna akan membuat seseorang tidak bisa lagi berpikir secara objektif sehingga menimbulkan kebencian dan perpecahan. Seperti pada suporter Arema yang tidak menerima kekalahan sehingga memicu kericuhan.

Islam adalah agama yang benar, semua telah terperinci berbagai aturan sesuai fitrah manusia. Dengan menerapkan Sistem Islam secara Fundamental adalah solusi satu-satunya dalam berbagai problematika yang ada

Sebab, pemimpin yang mampu mengemban amanah yang baik hanya terlahir dari sistem yang bersih yaitu Sistem Islam. Maka, sudah saatnya kembali kepada kebenaran yang mana didalamnya terdapat pengurusan dan penjagaan semestinya yang didapat oleh umat. Wallahu a'lam bishawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar