Penguasa Lalai, Penderitaan Rakyat Dituai


Oleh : Lina Parlina

Bagai ikan laut hidup di air tawar. Begitulah perumpaan kaum muslimin ketika hidup dalam sistem Sekuler Kapitalistik saat ini. Hidup penuh penderitaan. Seperti Undang (42), yg bernasib pilu usai rumahnya dirobohkan oleh rentenir. Hal itu terjadi usai warga Kampung Haur Seah, Cipicung, Banyuresmi, Garut itu tak bisa melunasi utang sang istri senilai Rp 1,3 juta. Insiden penghancuran rumah milik Undang oleh rentenir itu terjadi hari Sabtu, 10 September 2022 lalu.

Di tempat lain, tepatnya di Propinsi Banten,  enam warga Suku Baduy, meninggal dunia dalam sebulan terakhir secara bersamaan dalam waktu dekat. Sebelum meninggal, keenam warga tersebut mengalami gejala batuk, pilek, dan diare. Kejadian tersebut awalnya sempat menggegerkan karena diduga meninggal secara misterius. Namun setelah tenaga kesehatan  turun ke perkampungan suku adat Baduy di Desa Kanekes dan mengambil sampel darah warga maka disimpulkan bahwa disana ada wabah penyakit TBC yang sangat mengkhawatirkan.

Ternyata tidak hanya orang-perorang, penderitaan pun dialami secara sistematis bukan hanya kasuistik. Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Drajat Murtiato mengungkapkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami kelaparan tersembunyi (hidden hunger). Hal ini disebabkan kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi, asam folat, yodium, seng, vitamin A dan zat gizi mikro yang lainnya. Kelaparan tersembunyi seringkali tanda tandanya tidak nampak, namun sesungguhnya dampaknya sangat besar. Zat gizi mikro terbukti sebagai unsur gizi penting untuk peningkatan produktivitas kerja, kecerdasan dan imunitas. 

Peristiwa-peristiwa diatas hanyalah setitik masalah dari masalah-masalah yang membelit masyarakat negeri kita saat ini. Sulitnya menyambung hidup, mahalnya biaya kesehatan, minimnya pengetahuan hidup sehat, biaya hidup yang semakin tak terjangkau dan lain-lain adalah masalah besar yang hanya dianggap remeh saja oleh sebagian penguasa negeri ini. Kalaupun pemerintah memberi solusi pasti solusi yang tambal sulam tidak menyelesaikan sampai ke akar masalahnya. Sebut saja solusi BPJS, pembagian BLT, PKH dan lain-lain. Alih-alih menyelesaikan masalah malah menambah beban hidup rakyat dan menimbulkan kecemburuan sosial.

Krisis multidimensi membuktikan, sekali lagi, bahwa kapitalisme adalah ideologi yang rusak, sistem ekonomi yang gagal, solusinya berbahaya dan hasilnya menyebabkan kerusakan, ia tidak mampu mengobati penyakit, yang dilakukannya hanya meredamnya, sehingga berbagai masalah akan tetap terjadi, dan penyakit menjadi semakin kronis.

Akibat kapitalisme sekuler, pemiskinan dan kerusakan terjadi. Hendaknya masyarakat bisa memahami sejauh mana keburukan rezim kapitalis dan keburukan sistem-sistem buatan manusia yang digunakan memerintah mereka.

Bagaimana dengan sistem Islam? Islam  menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat supaya senantiasa bisa terpenuhi. Negara mesti menjamin pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan keamanan). Jika seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya dan keluarganya, kewajiban itu beralih kepada kerabatnya mulai yang terdekat. Jika tidak mencukupi, diambilkan dari harta zakat. Jika belum mencukupi, kewajiban itu beralih ke negara. Negara bisa memberikan bantuan langsung maupun dengan memberi pekerjaan.

Semua potensi kekayaan alam yang menjadi sumber pendapatan penting negara akan ditujukan untuk kepentingan rakyat. Dalam Islam, barang-barang tambang yang melimpah seperti emas, perak, timah, batu bara, minyak dan gas adalah milik rakyat yang disebut milkiyah ‘amah sehingga tidak boleh diberikan kepada individu, swasta apalagi asing. Kekayaan alam milik umum ini harus dikelola negara dengan baik, amanah, transparan, profesional dan penuh tanggung jawab. Seluruh hasilnya untuk kepentingan rakyat. Dengan sistem ini, rakyat Indonesia dengan alamnya yang kaya raya ini akan sejahtera.

Kita tidak bernostalgia dengan sejarah. Namun, kemampuan sistem Islam Khilafah untuk menyejahterakan ini terbukti dalam sejarah Islam. Salah satu contoh, kesejahteraan rakyat pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Tergambar dari ucapan Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu, “Saat hendak membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan.”

Inilah sistem  Islam. Ia merupakan hukum-hukum syariah yang berasal dari Zat Yang Mahabijaksana lagi Mahatahu. Dia Yang Mahasuci mengetahui hakikat apa yang menjadikan baik bagi makhluk-makhluk-Nya. Demikian sebagaimana firman-Nya (yang artinya): "Ingatlah Allah Yang menciptakan itu mengetahui dan Dia Mahahalus lagi Mahatahu?" (TQS al-Mulk [67]: 14).

Sistem  Islam adalah sistem yang sahih. Sistem ini menyediakan kehidupan yang aman dan baik untuk pihak yang kuat maupun yang lemah, kaya maupun miskin. Dengan sistem itu mereka semuanya akan menjadi hamba-hamba Allah SWT yang saling bersaudara. Sesungguhnya sistem ini akan membuat baik kondisi umat manusia. Mahabenar Allah Yang Mahagung, Yang telah berfirman (yang artinya): "Jika datang kepada kamu petunjuk dari-Ku, lalu siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sungguh bagi dia penghidupan yang sempit." (TQS Thaha [20]: 123-124).

Oleh karena itu, sistem Islam bisa menjadi solusi bagi seluruh permasalahan yang saat ini terjadi di Indonesia. Mengatasi seluruh ketimpangan ini tidak bisa secara parsial, namun harus lewat perubahan sistem yang menyeluruh. Caranya adalah dengan mengganti sistem Kapitalisme yang menjadi penyebab utama seluruh permasalahan di negeri ini dengan sistem Islam. Di sinilah kecemerlangan Islam akan nampak dan dirasakan. Wallohualam bishshowab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar