Ramadhan Momentum Menguatkan Peran Ulama


Oleh : AIPA (Santri Ponpes Nida Al-Haar)

Haii... Assalamu'alaikum guys, jarum jam terus berputar. Waktu pun dengan cepat berlalu. Gak kerasa yah teman-teman kita sudah beberapa hari puasa Ramadhan. Bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak sibuk dengan aktivitas mengisi Ramadhan. 

Bagaimana dengan kalian guys? Apakah kalian juga sibuk mengisi bulan Ramadhan dengan ibadah kepada Allah SWT? 

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan. Karena di bulan Ramadhan, pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Setan pun dibelenggu, bulan kebahagiaan, bulan ibadah, dan masih banyak lagi. Yang lebih hebatnya lagi di bulan Ramadhan Allah menurunkan malam yang nilai ibadahnya lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam lailatul qodar. Allah menentukan takdir seseorang dalam satu tahun kedepan. Di malam itu seluruh malaikat turun ke langit hingga langit sesak karena banyaknya malaikat yang mengamini do'a-do'a orang yang bermunajat. So, apakah kalian masih ragu?
 
Sebagian masyarakat sibuk menyiapkan diri dan menyambutnya agar Ramadhan tidak berlalu begitu saja. Tapi jika kita lihat kondisi masyarakat ketika Ramadhan, amatlah miris. Tak sedikit masyarakat yang tidak berpuasa. Tempat maksiat tetap beroperasi siang malam. MUI Bekasi pun sebetulnya sudah memberikan himbauan di awal sebelum datangnya bulan Ramadhan. 

Pertama, agar pemilik warung makan serta pengelola tempat hiburan malam diberi kompensasi. 
Kedua, kepada seluruh umat muslim agar menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya. 
Ketiga, dihimbau untuk memperbarui dan membersihkan peralatan ibadah agar umat muslim merasa nyaman. (Radarbekasi.id) 

Dalam hal ini peran ulama sangatlah penting untuk menguatkan ruhiyah. Karena tidak sedikit umat Islam Indonesia yang harus diberi pengawasan optimal dan didorong untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah, bukan dalam kemaksiatan. Juga agar umat tidak terpengaruh oleh gaya hidup sekuler yang saat ini menjangkiti kebanyakan kaum muslimin. Banyak masyarakat di bulan Ramadhan ini berlindung dibalik kata toleransi. Akan tetapi toleransi versi mereka pribadi. Dimana yang berpuasa harus memaklumi yang tidak berpuasa, bukan sebaliknya. 

Tapi tenang sob.... Opini semacam ini bisa dihilangkan dengan berperannya para ulama. Para ulama yang memberikan contoh amar ma'ruf nahi munkar dengan mengajak segenap elemen masyarakat. InsyaAllah suasana Ramadhan yang penuh dengan nilai ibadah dalam rangka membentuk takwa serta taat kepada syariat Allah SWT, akan bisa kita laksanakan dengan baik. Hilangkan tujuan-tujuan duniawi, perbanyak tujuan-tujuan akhirat. 

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1444H ya sob. Semoga menjadi insan yang bertakwa.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar