Ketaatan Sesaat


Oleh: Eliyanti (Jembrana-Bali)

Saat bulan Ramadhan tiba seluruh ummat Islam di dunia menyambutnya dengan gembira dan penuh semangat. Antusiasnya dalam melaksanakan kebaikan di bulan penuh berkah ini begitu menggebu-gebu. Bahkan dijumpai fenomena di pinggir jalan membagikan takjil gratis tanpa memandang siapakah mereka.

Hampir seluruh masjid di belahan dunia pada saat bulan Ramadhan juga menyediakan takjil gratis yang bisa dinikmati oleh jamaah yang berkunjung. Alhasil, terlihatlah masjid yang mulanya kosong menjadi ramai dipenuhi dengan orang meskipun sekadar ingin berbuka puasa atau sampai sholat tarawih dan dilanjutkan dengan tadarusan. Suasana keislaman seperti ini begitu kental kita rasakan di bulan suci Ramadhan dan sangat memberikan dampak positif pada umat, walaupun hanya 1 bulan saja.

Walaupun umat Islam sedang didera kesulitan, seperti masalah ekonomi, tetapi pada saat bulan Ramadhan tiba, mereka seperti tak memiliki beban. Contohnya saja, yang awalnya malas sholat berjamaah di masjid seketika rajin ke masjid  demi meraih pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan. Mereka rela walaupun pada siang hari mereka telah lelah dan letih bekerja. Ini mencerminkan bahwa sebenarnya umat itu rindu terhadap suasana keislaman seperti yang dirasakan pada saat di bulan Ramadhan tiba. 

Namun sangat disayangkan suasana yang seperti ini hanya terjadi pada saat bulan Ramadhan saja, tidak pada bulan-bulan yang lain. Seolah Ramadhan hanya dipakai tempat pelarian dalam menebus dosa, sementara sebelas bulan yang lain bebas mengumpulkan dosa. Benar saja bahwa yang terjadi hanyalah ketaatan sesaat.

Ini karena sebagian umat Islam masih tabu terhadap syariat Allah yang harusnya ada di setiap saat, bukan sesaat di bulan Ramadhan saja. Lebih parah lagi kalau sampai fobia terhadap penerapan Islam yang membahas aspek ekonomi, pergaulan, atau pemerintahan. 

Ya, itu dikarenakan mereka tak kenal dan tak paham terhadap agamanya yang punya kemampuan untuk mengurusi segala aspek kehidupan. Mereka asing dengan perbincangan seperti ini. Mereka masih menganggap bahwa agama Islam hanya mengurusi urusan Tuhan dengan hamba saja. Sehingga menjadi fobia lah terhadap syariat Islam itu sendiri.

Karena itu, kenalilah Islam lebih dalam lagi dan galilah hukum-hukumnya sehingga dapat memahami kemuliaan syariatnya dan keistimewaannya. Sehingga suasana keislaman dapat kita rasakan setiap saat dan kemaslahatan umat dapat diraih.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar