Benarkah RUU Perampasan Aset Solusi Tepat Cegah Korupsi?


Oleh : Tarlina 

Korupsi adalah sebuah penyakit nyata yang membayangi setiap pemimpin yang diberikan amanah dalam kekuasaan saat ini, terjangkitnya penyakit ini bahkan menyerang pada pemimpin kota hingga pelosok desa. Berbagai cara dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi, mulai dari pembentukan KPK hingga adanya usulan RUU perampasan aset bagi para pelaku nya.

Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul merespon desakan Menko Polhukam Mahfud MD agar DPR segera membahas dan mengesahkan RUU Perampasan Aset. Desakan itu muncul menyusul polemik dugaan transaksi janggal Rp349 triliun di Kementerian Keuangan. Namun, Pacul mengatakan RUU Perampasan Aset bisa gol jika para ketua umum partai menyetujui. (CNN.INDONESIA, 31/03/2023).

Perilaku korupsi ini semakin mendarah daging. Semua ini terjadi karena dalam menjalankan kekuasaan, mereka hanya berpegang kepada asas materi sehingga tidak ada ketakutan ketika melanggar janji kepada rakyatnya. Hal ini terlihat dari mudahnya mereka berbuat ingkar dan mendzolimi hak rakyat. Padahal seharusnya mereka bertanggung jawab melindungi dan mengurusi rakyat dengan benar, sehingga bisa memberikan kemaslahatan hidup. Tapi apakah semua itu bisa terwujud dalam sistem kapitalis? Tidak adanya tindakan nyata yang membuat jera, semakin menjadikan kasus korupsi ini tumbuh subur dari tahun ke tahun. Dan lagi-lagi rakyat yang menanggung deritanya.

Dalam hidup ini, sebagai manusia yang beriman kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk. Dan di atas makhluk ada Pencipta. Seperti kita ketahui, segala sesuatu yang dijalankan dengan tidak mengikuti petunjuk maka tidak akan berhasil. 

Begitu pun dengan hidup, tentu kehidupan ini tidak tercipta dengan sendirinya melain kan ada yang menciptakan. Jika bumi ini tidak ada yang menciptakan, mana mungkin alam bisa berjalan dengan begitu tertatanya. Setiap orang pasti akan menyaksikan pergantian siang dan malam. Peristiwa ini menjadi salah satu akibat dari adanya perputaran bumi pada porosnya atau yang kerap disebut sebagai rotasi bumi. Selain itu, rotasi bumi juga mengakibatkan beragam fenomena lainnya, seperti gerak semu matahari, pembagian zona waktu, dan masih banyak lagi. Ini semua adalah bukti adanya Pencipta yang mengharuskan kita taat dan takut kepada-Nya. Bukan malah korupsi. 

Lalu bagaimana dengan kita? Dengan keadaan rakyat yang semakin memprihatinkan, tidakkah kita tergerak untuk mencari solusi yang bisa memecahkan masalah ini sampai ke akar? Atau akan tetap menjadi penonton setia? Bukankah kita juga meyakini bahwa ketika penguasa diamanahi sebuah kekuasaan, maka dia diharuskan menjalankannya dengan benar dan tidak menyulitkan rakyatnya?

‘Aisyah ra. berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya Allah, Barang siapa  yang mengurusi urusan umatku, lantas dia membuat susah mereka, maka susahkanlah dia. Dan barang siapa yang mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia."

Sistem Islam begitu menjaga amanah karena setiap pemimpin di dalam Islam tidak didasari oleh asas manfaat, tapi didasari oleh asas takwa. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al-Anfal: 27).

Dengan demikian mereka akan senantiasa berhati-hati dalam tugasnya karena meyakini apa yang  mereka lakukan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Rabb-Nya.

Jika ingin hidup makmur hendaklah umat segera sadar bahwa hanya sistem Islam lah yang bisa menyelesaikan permasalahan korupsi ini. Dengan Islam akan menjadikan para pemangku kekuasaan yang bertakwa, in syaa Allah. Di bawah naungan Khilafah Islam negeri ini akan menjadi negeri yang diberkahi. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf: 96).

Wallahu'alam  bishshowab.



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar