Gaza Dibombardir!! Rezim Tiran Israel Harus Dimusnahkan


Oleh : Widya Astika

Terulang kembali !! Israel Bombardir Muslim Gaza

Kita mendengar bahwa beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 6 Agustus 2022 hingga kini, 41 warga Palestina meninggal, 15 di antaranya anak-anak dan 4 wanita. Akibat serangan Israel ke Gaza, lebih dari 311 warga terluka di seluruh jalur Gaza. 

Israel mengeklaim bombardir yang mereka lakukan sebagai bentuk upaya pencegahan dari kelompok teroris “Jihad Islam Palestina”. Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menyebut Israel membuat wilayah Palestina layaknya lapangan latihan dan warga sebagai target tembak.

"AWG mengutuk sekeras kerasnya atas agresi Zionis ini. Serangan ini, sekali lagi membuktikan bahwa mereka adalah rezim dzalim yang tersisa yang harus dimusnahkan dari muka bumi," tulis AWG dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Ahad (7/8/2022). Serangan Udara Israel Tewaskan Dua Komandan Senior Jihad Islam.

Menurut AWG, klaim Zionis Israel bombardier Gaza sebagai upaya pencegahan, adalah alasan mengada-ada. Mereka seharusnya tidak boleh direspons dengan bombardir properti dan korban sipil dan anak-anak.


Para Penguasa Muslim Terbelenggu oleh Ikatan Nasionalisme

Para pemimpin dunia dan seluruh komunitas internasional dituntut untuk merespons kedzaliman ini dengan nyata. "Tidak sekedar gimmick diplomatik apalagi standar ganda, memberikan kecaman tapi terus menjalin hubungan mesra dengan Zionis.

Atau mengutuk, memberi sanksi, dan memboikot Rusia atas invasi ke Ukraina tapi membiarkan kedzaliman Zionis di Palestina.

Kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, AWG menyerukan untuk terus memperkuat bantuan dan dukungan kepada rakyat Palestina dan menghindari sejauh-jauhnya hubungan dengan Zionis Israel. 

Termasuk menolak keikutsertaan Timnas U-19 Israel pada Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun depan. Karena penolakan itu sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama, juga seruan Presiden Joko Widodo pada Konferensi OKI tahun 2016 untuk boikot Israel.

Kepada rakyat Palestina diserukan untuk terus tabah dan sabar menggelorakan perlawanan terhadap Zionis Israel. Karena sejatinya, melawan Israel adalah melindungi kemuliaan Masjid Al Aqsa. 

Israel adalah bangsa bebal yang tidak tahu diri. Dengan alasan membatasi gerakan Jihad Islam di Palestina, mereka melegalisasi serangan terhadap wanita, anak-anak, dan rumah warga sipil. 

“Bunuh diri politik ketika pergi ke PBB dan lembaga-lembaganya atau komunitas internasional untuk memohon bantuan karena mereka adalah sponsor serta pendukung Israel dan kejahatannya. Lembaga-lembaga internasional tidak lebih dari alat yang digunakan oleh orang-orang terpandang sebagai ‘kekuatan utama’ dalam melakukan kejahatan mereka terhadap umat Islam,” cetusnya. (Muslimahnews.net, 08/08/2022)

Umat harus memahami, kejahatan dan kebengisan Israel tidak akan berhenti dengan kecaman, kutukan, ataupun perundingan internasional. Negara Zionis tersebut hanya bisa ditundukkan dengan bahasa perang, bukan basa-basi politik dan formalitas diplomatik. 

Kita bisa melihat bahwa nasionalisme bangsa telah menyekat kaum muslim untuk menolong saudaranya sendiri. Normalisasi yang dilakukan Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Yordania, UEA, Mesir, termasuk Turki, sesungguhnya ialah bentuk deklarasi pengkhianatan terbuka terhadap Islam.

Normalisasi hubungan dengan Israel sama seperti mengakui keberadaan Yahudi sebagai sebuah negara. Menurut pengamat politik internasional, Farid Wadjdi, dengan diakuinya Israel sebagai sebuah negara oleh dunia internasional, khususnya oleh  negeri-negeri Islam, Israel memiliki hak melakukan apa pun untuk menghentikan perlawanan rakyat Palestina. 

Ketika Israel melakukan pengeboman atau melakukan pembangunan pemukiman di wilayah-wilayah Palestina, hal itu akan menjadi sah dengan alasan menjaga keamanan Israel.

Menolak dengan keras tindakan semuapihak yang mendukung atau bersimpati kepada Zionis  pada hakikatnya mendukung ketidakadilan dan pelanggaran HAM.

Dan merupakan sikap yang bertentangan dengan UUD 1945 yang mana secara tegas menentang adanya penjajahan di mukabumi.


Hanya dengan Khilafahlah Palestina Bisa Bebas dan Merdeka Secara Nyata

Dalam Islam, muslim itu bagaikan satu tubuh. Kaum muslimin tentu rindu melihat wilayah Palestina dibebaskan dari pemerintahan Tiran Israel. Agar wilayah Palestina dapat dibebaskan umat membutuhkan yang namanya seorang Khalifah atau seorang pemimpin seluruh kaum muslimin.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah bersabda "Imam (Khalifah) adalah perisai, dibelakangnya kaum muslim berperang dan berlindung" (HR. Muslim).

Disinilah pentingnya umat ini untuk serius dan sungguh-sungguh memperjuangkan kembalinya khilafah 'ala minhajinnubuwwah. Hanya dengan Khilafahlah Palestina bisa Bebas dan Merdeka secara nyata. Oleh karena itu, sungguh penting bagi kita merenungkan pernyataan luar biasa Syaikh Ahmad Yasin-sang Amir Syuhada dalam sebuah kutipan khutbahnya yaitu: "Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan, kecuali dengan Islam, Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini siap menerima Panji kepemimpinan yang berpegang teguh dengan Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, maupun jihad." Inilah satu-satunya jalan. Pilihlah oleh anda Allah atau binasa."

Umat harus memiliki kesadaran politik bahwa nasib Islam dan kaum muslim tak akan mulia dengan ikatan kebangsaan atau Nasionalisme. Kemuliaan dan kehormatan Islam dan kaum muslim hanya akan terwujud dalam ikatan akidah Islam serta penyatuan negeri-negeri muslim dalam naungan Khilafah.

Khilafah adalah perisai dan rumah bagi kaum muslim, yaitu tempat mereka berlindung dari kejahatan, konspirasi, dan propaganda yang dibuat orang-orang kafir. Palestina dan negeri-negeri muslim hanya butuh one-state solution, yaitu terlindungi di bawah sistem pemerintahan Khilafah. 

Wallahu'alambissowwab...



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar