Tragis Nasib Sri Lanka Karena Utang !


Oleh : Indah Kania (Guru Tahfidz)

Sri Lanka terperosok dalam krisis ekonomi yang mendalam. Negara di Asia Selatan itu gagal bayar utang luar negeri (ULN) US$ 51 miliar atau Rp 754,8 triliun (kurs Rp 14.800) sehingga dapat dikatakan bangkrut.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu mengalami kekurangan makanan, bahan bakar minyak (BBM), dan kebutuhan pokok lainnya. Krisis itu telah menimbulkan kesengsaraan yang meluas dan terburuk sejak merdeka dari Inggris pada 1948.

Ada banyak faktor penyebab Sri Lanka dilanda kebangkrutan. Salah satu yang utama adalah saat akhir 30 tahun perang saudara pada 2009, Sri Lanka memilih lebih fokus pada pasar domestik daripada mengekspor ke luar negeri. Jadi pendapatan dari ekspor rendah, sementara tagihan impor terus bertambah.

Krisis ekonomi Sri Lanka terjadi pada 2019 akibat tumpukan Utang Luar Negeri yang besar, lalu diperburuk oleh pandemi Covid-19 pada awal 2020 yang menghancurkan industri pariwisata, hingga akhirnya ekonomi Sri Lanka bergerak menuju inflasi. Dengan kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik, membuat perdana Menteri sebelumnya, yaitu Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri akibat protes besar-besaran yang dilakukan warga Sri Lanka.

Dengan kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik, membuat perdana Menteri sebelumnya, yaitu Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri akibat protes besar-besaran yang dilakukan warga Sri Lanka.

Dua hari setelah pengunduran diri Perdana Menteri pada tanggal 9 Mei, terjadi kerusuhan antara warga sipil, warga pro-pemerintah dan aparat. Hingga akhirnya pemerintah mengirim militer dengan perintah tembak di tempat untuk mengekang kerusuhan sipil. Penderitaan Sri Lanka pun terus berlanjut dengan menghadapi pemadaman listrik, akses media sosial terbatas dan jam malam yang diberlakukan dalam beberapa bulan terakhir. 

Sementara itu, nilai rupee Sri Lanka masih sangat rendah sehingga orang tidak mampu membeli kebutuhan dasar atau mengakses layanan. Akhirnya pada Jumat (17/6/2022) Sri Lanka mengumumkan bahwa mereka hanya memiliki stok bahan bakar hanya untuk lima hari saja dibarengi kekurangan kebutuhan pokok yang membuat hampir 22 juta penduduknya berada dalam kesulitan. 

Tragis! Begitula potret nasib negara miskin korban jajahan ideologi kapitalisme. Pola penjajahan kapitalis berhasih meruntuhkan kekuatan negara walaupun tidak mengangkat senjata perang. Dengan pola hegemoni utang yang awalnya di iming imingkan kepada negara berkembang sebagai sumber solusi pembangunan negara . 

Dengan medel investasi dan kerja sama pembangunan infrastruktur negara yang akhirnya tercatat sebagai hutang riba yang terus membengkak bunganya. Jeratan utang berasil membuat sebuah negara tak mampu berkembang bakan bangkrut. 

Disisi lain para kaum kapitalisme tidak ada yang meringankan tangan untuk membantu walaupun banyak nyawa terancam kelaparan disana. Ideologi yang hanya bersumber pada hitung hitungan utung rugi jelas saja tidak akan mewujudkan kesejahteraan bagi semua umat. Bahkan Simpati dan empati berhasil menutupi sanubari.

Berbeda dengan sistem Islam atau khilafah yang sudah terbukti selama 13 abad  mampu menguasai 2/3 bagaian duania dengan adil dan sejahtera. Ideologi islam yang bersumber atauran dari sang pencipta yaitu berupa al Quran dan As Sunnah tentu saja lebih bisa mewujudkan keadailan dan kesejahteraan umat. 

Bukan hanya keingingan dan kerakusan manuasia semata. Dalam sistem islam sudah jelas dan tegas mengharamkan terjadinya riba. Maka tidak akan akan ada aktivitas riba dalam sistem islam bahkan negara islam akan memberi sanksi tegas kepada para pelaku riba. 

Maupun dalam menjalin hubungan dengan negara negara bagian dari khilafah islam, Negara akan mengelola negara negara bagian islam dengan baik dan adil berdasarkan aturan yang berikan Allah  dan mengharamkan konsep penjajahan dalam bentuk apapun  baik secara fisik maupun non fisik.  

Negara islam akan bervisi  besar menyebarkan ideologinya ke seluruh bagian pelosok bumi dengan semangan dakwah dan futuhat islam. Tujuannya bukan untuk kolonialisme maupun imperialisme. 

Namun untuk menyebarkan islam ke seluruh dunia dan menyejahterakan bumi dengan aturan aturan Allah sebagai sang maha kholid. Seperti tujuan awal yang diberikan Allah dalam menurunkan dan menciptakan umat islam ke muka bumi. Yaitu sebagai “Islam  Rahmatan lil ‘alamin”. Islam adalah rahmat bagi seluruh dunia.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar