Aplikasi MyPertamina Berpotensi Semakin Menyulitkan Rakyat dan Diskriminatif


Oleh : Setyowati Ratna Santoso, S.Si (Guru Madrasah di Surabaya)

Tanggal 1 Juli 2022 mulai diberlakukan kebijakan bahwa masyarakat yang mau membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti pertalite dan solar, harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Wacana ini tidak hanya untuk BBM bersubsidi saja karena pembelian gas LPG 3 kg juga rencananya akan diwajibkan dengan syarat yang sama. Ini sebetulnya sudah terjadi pada komoditas lain, salah satunya terkait pembelian minyak goreng curah yang dibanderol Rp 14 ribu per liter lewat aplikasi tracking Covid-19 PeduliLindungi. 

Penggunaan berbagai aplikasi ini semakin menyulitkan masyarakat di tengah kesulitan rakyat yang baru pulih dari pandemi. Rakyat saat ini juga harus menghadapi naiknya bahan bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, telur, ayam, cabe, bawang putih dan bawang merah. Ketika menggunakan aplikasi Pertamina ini juga tidak gratis karena pengguna dikenai biaya jasa platform tentunya ini akan menambah harga yang dibebankan kepada pengguna aplikasi ini. Aplikasi ini juga berpotensi menimbulkan diskriminatif karena hanya sebagaian orang saja yang bisa mengakses, orang orang yang tidak memilki smartphone yang bisa menginstal aplikasi ini tentu tidak bisa membeli bahan bakar pertalite, mereka akan dipaksa untuk membeli pertamak yang memilki harga lebih tinggi, belum lagi bagi warga masyarakat yang gagap teknologi maka mereka akan kesulitan untuk menggunakan. Hal lain yang juga akan dihadapi adalah ketika berada di daerah yang susah sinyal atau ketika aplikasi sedang bermasalah maka akan ada kesulitan untuk bisa membeli bahan bakar pertalite dan solar. 

Bahan bakar adalah salah satu kebutuhan dasar rakyat seharusnya bisa diakses oleh setiap rakyat dengan mudah serta harga yang murah. Dalam pandangan Islam setiap warga negara baik miskin maupun kaya selama keduanya adalah warga negara Islam maka keduanya memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan secara mudah dan murah, negara berkewajiban untuk menyediakannya. 

Selain itu BBM dan LPG adalah termasuk hajat hidup orang banyak maka dalam pengelolaannya hasilnya harus dikembalikan untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga negara, kalaupun dalam mengelolanya negara mendapat laba maka laba harus dikembalikan kepada rakyat, negara tidak boleh menyerahkan pengelolaannya kepada swasta apalagi asing. Apabila rakyat harus membayar untuk mendapatkan bahan bakar ini maka harus dengan harga yang murah bahkan gratis.

Sungguh hanya Islam yang mampu untuk memberi solusi terhadap setiap permasalah rakyat tapi sayang saat ini sistem kapitalisme yang berorientasi untuk mendapat keuntungan sebanyak banyaknya walaupun itu akan menyengsarakan rakyat seperti saat ini, masih dengan sukarela kita pakai untuk mengatur kehidupan kita padahal Islam telah memiliki solusi yang hanya mampu diwujudkan dengan tegaknya sistem Islam kaffah. 



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar