Cari Pasangan Koalisi Untuk Memenangi Kontestasi Lima Tahunan


Oleh : Widya Astika

Jelang Pemilu 2024, tensi politik tanah air kian memanas. Ruang-ruang politik mencari pasangan koalisi untuk memenangkan kontestasi terus digencarkan. Masing-masing partai politik berusaha agar koalisi yang dibentuk dapat mengantarkan mereka duduk di singgasana pemerintahan.

Tiga partai politik pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi penyebab naiknya tensi politik di negara ini karena telah membentuk koalisi baru. Dilansir dari detiknews, Jumat (13/5), Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan nama koalisi ketiga partai tersebut (Golkar, PAN, dan PPP) yakni Koalisi Indonesia Bersatu.

Wakil ketua Komisi VIII DPR RI, Ace mengatakan bahwa ketiga partai politik ini telah memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan dalam dinamika politik bangsa. Dengan visi partai yang dimilikinya dan berbagai pengalaman politik, mereka semua bersepakat untuk menyatukan diri membangun koalisi tersebut.

Sementara itu PKB melalui Wakil Ketua Umumnya Jazilul Fawaid menekankan bahwa PKB masih mempertimbangkan keputusan untuk bergabung pada Koalisi Indonesia Bersatu, dengan pertimbangan sosok figure yang masih belum jelas.

Disisi lain, Sekretaris Jenderal (Sekjen ) PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengapresiasi langkah Koalisi Indonesia Bersatu yang mengajak bergabung, hanya saja beliau mengatakan bahwa PKS akan mengusung pasangan capres-cawapres yang potensial menang.

Hal ini karena PKS ingin agar periode berikutnya berada dalam pemerintahan. “Kami sudah tak mau lagi di luar pemerintahan. Kita akan rebut dengan kemenangan. Kita ingin mengusung bukan lagi mendukung,” ujar Aboe Bakar, (Berita Satu.Com, 29/5).

Dalam sistem demokrasi, koalisi antar partai politik merupakan suatu keniscayaan. Setiap mendekati masa pemilu, ruang ruang politik senantiasa dilakukan agar mereka menjadi koalisi yang solid sehingga bisa memenangkan pertarungan politik. Tentunya suatu partai politik ketika memutuskan untuk bergabung ke dalam suatu koalisi partai telah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, serta keuntungan apa yang akan diperoleh jika memilih untuk bergabung.

Ada yang telah bergabung namun akhirnya mundur karena telah berbeda kepentingan. Sehingga dalam sistem demokrasi tak ada kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi.  Jika menguntungkan maka bisa menjadi kawan, namun jika merugikan maka berbalik menjadi musuh. sehingga tujuan dari adanya partai politik tidak lagi dalam rangka merealisasikan kepentingan masyarakat tetapi lebih tepatnya kepada kepentingan partai itu sendiri.

Jadi jangan heran jika banyak masyarakat yang tidak lagi percaya dengan partai politik dalam sistem demokrasi. Bagaimana tidak janji yang biasa diumbar saat kampanye tidak menjadi kenyataan. Janji yang diucapkan hanyalah kedustaan.

Berbeda halnya dengan sistem Islam. Dalam Islam, partai politik tidaklah dibentuk dengan tujuan untuk bertarung memerebutkan singgasana kekuasaan.akan tetapi partai politik (hizbun siyasy) merupakan suatu kelompok yang terstruktur yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, cita-cita dan tujuan yang sama dalam rangka mengurusi urusan rakyat.

Dengan kata lain, partai politik adalah kelompok yang tegak berdiri di atas sebuah landasan ideologi yang diyakini oleh anggotanya. yang mana anggotanya  ingin mewujudkan landasan ideologi Islam di tengah-tengah masyarakat. Partai politik Islam adalah partai yang berupaya menyadarkan masyarakat dan berjuang bersama untuk melanjutkan kehidupan Islam.

Partai politik Islam tidak diperuntukkan meraih suara terbanyak dalam Pemilu atau berjuang untuk meraih kemenangan sesaat dalam tiap lima tahun misalnya, akan tetapi partai politik Islam berjuang untuk merubah sistem sekuler kapitalis demokrasi yang diterapkan oleh negri-negri muslim hari ini, menjadi sistem yang diatur oleh Syariah Islam yaitu aturan dari sang pencipta.

Tentunya partai politik tersebut dikatakan shahih jika dasar berdirinya ialah Islam, hidup matinya untuk Islam semata bukan untuk kepentingan partai itu sendiri.

Dengan demikian, maka dalam Islam tidak ada yang namanya upaya mencari pasangan koalisi untuk memenangkan kontestasi lima tahunan, akan tetapi partai politik tersebut berupaya dengan sungguh-sungguh dalam menjalankan fungsinya dalam rangka dakwah Islam dan koreksi terhadap penguasa demi terterapkan Syariah Islam secara totalitas dan menyeluruh. Wallahu a’lam biashawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar