Tes Kehamilan Siswi SMA Pasca Libur: Sesat Pikir Pencegahan Seks Bebas


Oleh : Imas Rahayu, S.Pd. (Pendidik dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Viralnya video pemeriksaan tes kehamilan terhadap siswi SMA di Kabupaten Cianjur telah memicu perdebatan luas. Pihak sekolah berdalih bahwa langkah tersebut bertujuan mencegah kenakalan remaja, khususnya pergaulan bebas. Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak karena dianggap tidak relevan dan hanya menyasar perempuan, mengabaikan remaja laki-laki yang juga rentan terhadap perilaku menyimpang.

Tes kehamilan terhadap siswi SMA dilakukan pasca-libur panjang dengan alasan untuk memantau moral siswa. Kepala sekolah mengklaim bahwa langkah ini adalah respons terhadap meningkatnya kasus kehamilan remaja di sekolah tersebut. (Detik.com, 28-1-2025). Namun, kebijakan ini justru menuai respon negatif, baik dari publik maupun Dinas Pendidikan Jawa Barat. Bahkan, Disdik Jabar menyayangkan langkah ini dan menilai tes kehamilan tersebut tidak sejalan dengan fungsi pendidikan yang ideal. (Kompas.com, 28-1-2025).

Sejumlah media melaporkan bahwa tes ini menjadi viral setelah video pemeriksaan tersebar di media sosial. Berbagai pihak memberikan dukungan kepada para siswi, menilai tindakan ini sebagai bentuk pelecehan terhadap privasi siswa dan diskriminasi gender. Sementara itu, kebijakan serupa pernah muncul dalam wacana tes keperawanan sebagai syarat kelulusan, yang juga menuai kontroversi.


Apa Penyebabnya?

Langkah tes kehamilan mencerminkan sesat pikir dalam menangani persoalan seks bebas di kalangan remaja. Tindakan ini tidak hanya diskriminatif, tetapi juga salah kaprah karena:
1. Fokus yang Salah: Tes kehamilan bukan solusi untuk mencegah pergaulan bebas. Seks bebas tidak selalu berujung pada kehamilan, sehingga pemeriksaan hanya pada sisi ini tidak menyentuh akar masalah.

2. Diskriminasi Gender: Kebijakan ini hanya menyasar perempuan, seolah-olah mereka satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas perilaku menyimpang, sementara remaja laki-laki sering luput dari perhatian.

3. Abainya Sistem Pendidikan: Sistem pendidikan yang ada tidak cukup memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai moral dan agama. Kebebasan pergaulan yang semakin meluas tidak bisa dihentikan dengan langkah represif yang tidak mendidik.

4. Pengaruh Sistem Sekuler: Kehidupan dalam sistem sekuler kapitalisme mendorong remaja untuk mengutamakan kesenangan duniawi dan mengabaikan norma agama. Hal ini diperparah oleh pengaruh media yang mengglorifikasi gaya hidup bebas.


Solusi dalam Islam

Islam sebagai agama yang sempurna memiliki sistem komprehensif untuk menjaga generasi muda dari kerusakan moral. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
1. Pendidikan Berbasis Akidah Islam: Sistem pendidikan harus berasas akidah Islam yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian Islami. Pemahaman tentang tata pergaulan yang sesuai syariat akan menjaga generasi dari perilaku menyimpang.

2. Kontrol Masyarakat: Masyarakat memiliki peran aktif dalam menjaga moral generasi muda. Nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi kontrol sosial yang efektif.

3. Penerapan Sistem Sanksi Islam: Negara harus menerapkan sistem sanksi yang tegas terhadap perilaku menyimpang. Hal ini akan menjadi pencegah (zawajir) bagi individu lain untuk melakukan perbuatan serupa.

4. Kehadiran Negara Islam: Hanya dengan penerapan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan, generasi muda dapat terlindungi dari kerusakan moral. Sistem ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Tes kehamilan terhadap siswi SMA di Cianjur bukanlah solusi untuk mencegah seks bebas, melainkan cerminan dari sesat pikir dalam memahami akar permasalahan. Pencegahan seks bebas memerlukan pendekatan yang komprehensif dan menyentuh akar masalah, yaitu sistem kehidupan sekuler yang merusak moral generasi muda.

Islam menawarkan solusi menyeluruh melalui penerapan sistem pendidikan, kontrol masyarakat, dan penegakan hukum yang berdasarkan syariat. Dengan penerapan Islam secara kaffah, generasi muda tidak hanya akan terjaga dari pergaulan bebas, tetapi juga menjadi generasi berkualitas yang mampu membawa peradaban menuju keberkahan. Kini saatnya semua pihak menyadari bahwa solusi sejati hanya ada dalam sistem Islam yang sempurna.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar