Oleh : Hanum Hanindita, S.Si.
Gen Z Dikepung Berbagai Problem
Generasi Z (Gen Z) memiliki beberapa keunggulan antara lain mahir teknologi, kreatif, inovatif, multitasking, berani dalam menyuarakan pendapat dan mandiri dalam belajar.
Akan tetapi dengan segenap kelebihan yang mereka miliki, saat ini mereka terjerat dalam berbagai problem kehidupan. Bahkan mereka mengalami krisis paruh baya lebih awal dari seharusnya. Studi mengungkapkan bahwa sebanyak 38% dari mereka mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa (lifestyle.okezone.com, 18/01/25).
Studi lainnya datang dari MetLife salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia. Hasilnya adalah sebanyak 30% gen Z mengaku isu finansial jadi sumber persoalan mereka sehari-hari. Jika dibandingkan dengan situasi satu dekade lalu, gen Z menghadapi kenaikan biaya hidup hingga 28,3%, menumpuknya utang biaya kuliah, serta ketidakpastian kondisi perekonomian (alinea.id, 21/01/25).
Gen Z juga disebut-sebut lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Ada berbagai faktor pemicu contohnya paparan media sosial, memiliki pandangan pesimis terhadap dunia, terisolasi dari lingkungan hingga ketidakpastian akan masa depan (halodok.com, 15/08/24).
Tentunya dengan segala problem yang dihadapi gen Z akan dapat mengalihkan potensi mereka karena tersibukkan dengan keruwetan masalah pribadi. Mengapa ini bisa terjadi? Dan sikap apa yang harus diambil?
Buah Busuk Sistem Kapitalisme
Berbagai persoalan yang dihadapi gen Z hari ini sejatinya adalah buah busuk penerapan sistem kapitalisme yang rusak. Ini semua tercermin pada seluruh sistem yang mengatur tatanan kehidupan. Sistem ini melingkupi sistem ekonomi kapitalistik, sistem politik demokrasi, sistem sosial liberal dan matrealistik, sistem pendidikan berbiaya tinggi dan sebagainya.
Mengapa kapitalisme bisa menyebabkan berbagai kerusakan? Sebab kapitalisme adalah suatu paham yang menjadikan materi sebagai ukuran standar keberhasilan dan kebahagiaan. Dengan demikian, manusia akan digiring untuk mencapai kesuksesan hidup dengan meraih kekayaan (harta) yang banyak, status sosial yang tinggi atau pekerjaan yang mentereng. Bahkan untuk mencapai itu semua tak jarang dilakukan dengan menghalalkan segala cara.
Kapitalisme juga melahirkan pihak-pihak yang melakukan usaha atau bisnis melakukan eksploitasi terhadap pegawainya demi mendapat untung besar. Maka kita dapati hari ini juga gen Z menjadi tertekan dengan beban pekerjaan yang begitu berat dengan gaji yang pas-pasan, namun tak berdaya karena didesak kebutuhan hidup. Belum lagi jika gen Z tersebut bagian dari sandwich generaration yang juga berhadapan dengan setumpuk kebutuhan ekonomi anggota keluarga yang lain. Sementara kebutuhan hidup seperti bahan pangan pendidikan, kesehatan dan sebagainya terus merangkak naik.
Dalam kondisi demikian, bisa dipahami bila gen Z akhirnya depresi dan kehilangan arah hidup. Apalagi bila ditambah dengan keringnya jiwa spiritual yang akan semakin menambah jauh dari ketaatan dan ketenangan hidup. Akhirnya beban hidup yang sangat berat membuat gen Z stres dan segala potensinya menjadi terkubur.
Membangun Kesadaran Gen Z
Harus ada upaya untuk membangun kesadaran gen Z agar mereka tidak berlarut-larut dalam menghadapi problem hidup yang akhirnya menjadikan mereka tidak berdaya. Artinya mereka hanya sekadar mengikuti arus kehidupan. Upaya penyadaran ini perlu dilakukan oleh sekelompok orang atau gerakan yang peduli terhadap masa depan generasi, umat dan juga penyelesaian problem kehidupan secara tuntas.
Gen Z perlu dibangun pemahamannya akan hakikat kehidupan, sehingga dapat memahami realitas kehidupan dengan tepat. Mereka harus sadar bahwa posisi manusia adalah sebagai makhluk yang diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Wujudnya adalah dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya, yakni melaksanakan Islam secara kafah dengan totalitas ketaatan. Selama mereka hidup, harus menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai bekal dalam menjalankan seluruh aktivitas. Harus berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah.
Gen Z juga disadarkan akan potensi dirinya yang begitu banyak, sehingga dengan potensi itu dapat dioptimalkan untuk meraih ketakwaan kepada Allah.
Gen Z pun harus disadarkan kepada realitas problem yang membelenggu mereka saat ini dan akar masalahnya. Bahwasanya akar masalah dari berbagai kesulitan yang mereka hadapi adalah karena diterapkannya sekularisme kapitalisme dalam kehidupan. Dimana kedua hal tersebut yang membuat manusia meninggalkan agamanya serta hanya hidup berfokus demi mencari kejayaan materi.
Berikutnya, mereka harus dibangun kesadarannya akan kewajiban menerapkan aturan Allah secara kafah. Sebab tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan problem yang mereka hadapi selain dari Islam. Bahkan Islam mampu menyelesaikan problem dari seluruh level masyarakat. Di sisi lain, menerapkan Islam secara kafah adalah wujud ketaatan kita kepada Allah sebagai makhluk .
Dengan segenap potensi yang dimiliki, gen Z harus diarahkan untuk mengambil bagian dari upaya perjuangan dalam menerapkan Islam kafah di kehidupan. Sebab kemuliaanlah bagi orang-orang yang berjuang menerapkan kewajiban tersebut.
Untuk mencapai kualitas tersebut, gen Z wajib didorong agar bisa survive dalam menghadapi situasi hari ini dengan landasan keimanan, dan dimotivasi agar berperan dalam menyelesaikan persoalan umat dengan menegakkan aturan Allah secara kafah melalui tegaknya Khilafah.
Dengan demikian, sangat urgent untuk menjadikan gen Z sebagai generasi muda melek politik agar dapat memimpin umat menuju perubahan hakiki sesuai tuntunan Nabi, dan mengambil peluang menjadi pejuang kemuliaan Islam. Wallahua'lam bishowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar