Gen Z, Kapitalisme, dan Jalan Keluar


Oleh: Rifdah Reza Ramadhan, S.Sos.

Beberapa waktu lalu fakta menunjukkan bahwa Gen Z atau Generasi Z sedang menghadapi midlife krisis atau krisis paruh baya. Studi menunjukkan bahwa sebanyak 38% dari Gen Z mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang tidak main-main. (lifestyle.okezone.com, 18/01/2025).

Di sisi lain banyak penelitian yang mengungkapkan generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 ini mengalami tingkat stress, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Survei tahun 20222 oleh Harmony Healthcare IT menunjukkan bahwa 42% dari Gen Z telah didiagnosa mengalami masalah kesehatan mental. Laporan lain dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa hampir 90% dari Gen Z di Amerika Serikat setidaknya mengalami satu gejala stress, seperti merasa kewalahan atau cemas berlebihan.(mediaindonesia.com, 10/10/2024).

Tidak berhenti di situ, ada pula beberapa sikap Gen Z yang melekat dan menjadi sorotan yaitu, sikap Gen Z yang tidak sedikit terlalu sensitif dalam lingkungan profesional, naif yang terbentuk dari paparan media sosial, dan memiliki mentalitas instan sehingga kurang memahami pentingnya proses dan perjuangan. (bandung.viva.co.id, 12/01/2025).

Hal di atas menunjukkan bahwa Gen Z yang di sisi lain dianggap mempunyai sikap inovatif dan semangat tinggi ternyata tidaklah luput pada rintangan dan permasalahan diri. Tekanan sosial dan finansial pun tak henti menyelimuti Gen Z. Tentu hal ini tidak terjadi begitu saja, ini adalah buah dari bercokolnya sistem kapitalisme di tengah masyarakat.

Sistem kapitalisme tentunya memberikan berbagai persoalan pada Gen Z. Bagaimana tidak? Dengan landasan kapitalisme ini melahirkan ketimpangan ekonomi yang berakibat pada biaya hidup yang amat tinggi. Inilah yang memberikan tekanan finansial pada Gen Z, terlebih lapangan pekerjaan pun sulit dan fasilitas penunjang kesejahteraan tidak memadai. 

Di sisi lain sistem kapitalisme diperparah dengan lahirnya pola pikir sosial liberal-materialistik yang membuat kehampaan pada nilai spiritual, hidup serba bebas, dan memfokuskan diri hanya pada kebahagiaan dunia atau materi. Maka, gaya hidup yang terus meningkat, kebutuhan yang serba mahal, peluang kerja yang kecil, dan kebingungan Gen Z untuk mencari solusi plus sandaran inilah yang membuat Gen Z terperangkap dan kehilangan potensi luar biasanya.

Dengan demikian, penting sekali setiap Gen Z memahami realitas kehidupan ini dari akarnya. Hendaknya Gen Z paham bahwa sistem yang bercokol hari ini adalah sistem yang justru merusak. Lantas bagaimana jalan keluar dari persoalan ini?

Allah Swt. berfirman yang artinya, “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS ar-Rum: 54).

Maka, hendaklah Gen Z menjadikan masa mudanya sebagai waktu terbaik untuk bersandar pada sebaik-baik sandaran yaitu Islam. Hendaknya pula Gen Z mempunyai cita-cita yang amat besar yaitu meraih keridaan-Nya. Maka, untuk menghadapi realitas hidup ini perlu dikuatkan kembali landasan dan tujuan hanya kepada Allah Swt. Sebab, dengan ini standar hidup akan berbalik dan mencampakkan segala macam landasan kapitalisme beserta anakannya yang amat jelas menjerat.

Jika landasan Gen Z sudah jelas yaitu karena Allah Swt semata maka Gen Z tidak akan dipusingkan dengan standar sosial materialistik, kebebasan, dan kebahagiaan semu dunia yang justru membuat berbagai tekanan dan persoalan hidup.

Dengan ini, Gen Z akan beralih menjadi sosok pejuang Islam, kritis, dan mulai memikirkan umat setelah selesai dengan persoalan dirinya. Tentu ini akan sangat terfasilitasi jika Islam diterapkan secara menyeluruh. Komando Islam secara komunal akan mampu mengantarkan Gen Z pada pengembangan potensinya yang paripurna.

Gen Z hendaknya menjadi motor perubahan menuju kondisi masyarakat yang lebih baik. Maka, hendaknya aktivitas dakwah kepada masyarakat terutama Gen Z terus dilayangkan sehingga sedikit demi sedikit tumbuh Gen Z yang peka, tersadarkan, dan tidak menyerah pada keadaan. Iman dan perjuangan yang kokoh akan menghasilkan perubahan hakiki menuju peradaban yang mulia.

Sebagai penutup, inilah waktunya Gen Z bangkit dari krisis hidup dan tekanan sistem kapitalisme yang merusak ini. Tentu hal ini membutuhkan kesadaran yang benar terkait persoalan dan solusi yang hakiki. Semoga secepatnya Gen Z dapat terlepas dari jeratan kapitalisme dan bergegas menjadi pionir perubahan di bawah naungan Islam yang menyeluruh. Saatnya Gen Z bangkit menuju kemuliaan!

Wallahu a'lam bishawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar