Sistem Sekuler Lahirkan Generasi Sadis, Islam Solusi Sistemis


Oleh : Sherly Agustina, M.Ag. (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Permasalahan di kalangan generasi tak kunjung habis. Kekerasan, pembunuhan, tawuran, pornografi, dan lainnya masih menghantui. Bahkan, generasi muda saat ini banyak yang menjadi pelaku pembunuhan sadis anggota keluarganya, ayahnya, ibunya, dan neneknya. Hal ini menjadi fenomena buruk yang harus segera dicarikan solusinya. 

Tak habis pikir, bagaimana bisa seorang anak membunuh ayahnya, ibunya, dan neneknya. Terbaru, di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan seorang remaja berusia 14 tahun (MAS) membunuh ayah dan nenek serta menikam ibunya dengan senjata tajam. Peristiwa tersebut terjadi dini hari pada tanggal 30 November 2024 lalu. Pelaku langsung diamankan petugas keamanan perumahan saat berusaha melarikan diri. Sementara sang ibu yang mengalami luka tusuk selamat dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. (Beritasatu.com, 30-11-2024)


Faktor Penyebab

Sampai saat ini motif pembunuhan tersebut masih ditelusuri oleh pihak yang berwenang. Seorang psikolog klinis Liza Marielly Djaprie memberikan analisis mendalam terkait kasus ini. Menurutnya, tindakan sekejam itu membutuhkan energi besar dan tidak mungkin terjadi tanpa faktor pemicu yang kuat. “Tidak ada orang tiba-tiba melakukan tindakan kekerasan. Biasanya ada penumpukan trauma atau frustrasi yang tidak pernah keluar. Ibarat balon yang terus diisi udara, sampai pada titik itu meledak." 

Liza juga menyoroti kemungkinan adanya gangguan psikologis atau psikiatri yang perlu ditelusuri. “Apakah ada gangguan psikiatri, halusinasi, atau kondisi psikologis tertentu yang mengakibatkan daya analisa tidak berjalan?” ujarnya. (Kompas.com, 02-12-2024)

Faktor eksternal (di luar diri pelaku) pun ada andil, misalnya di keluarga, sekolah, atau masyarakat apakah pelaku pernah mendapat kekerasan? Apa pun pemicunya, perilaku pembunuhan oleh seorang remaja pada orang tuanya sungguh di luar nalar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena generasi saat ini mengalami krisis akidah, akhlak, mental, dan psikis. Penyakit ini harus segera diobati, langkah utamanya segera dicari penyebabnya agar penanganannya tepat.

Apa yang disampaikan psikolog Liza ada benarnya, pasti ada pemicu dari internal diri pelaku. Pemicu tersebut lama terpendam dan menjadi bom waktu sehingga bisa melakukan pembunuhan, terlebih menbunuh orang tuanya sendiri. Ditambah jika lingkungan sekitar pelaku sering terjadi kekerasan bisa menjadi pemicu juga. 


Buah Sistem Sekuler?

Apabila diteliti, sistem yang ada yaitu sekuler membuat akidah, akhlak, dan mental generasi terkikis sedikit demi sedikit. Agama yang dipisahkan dari kehidupan dan negara membuat generasi tak memiliki pijakan yang kuat. Di tengah kehidupan yang serba bebas, akidah dan mental generasi tergerus, terombang ambing bagai kapal yang tak tentu arah di tengah deburan ombak laut. Masifnya media dengan konten negatif, kekerasan, dan pornografi tak terfilter dengan baik sehingga mudah merusak generasi. 

Negara sebagai salah satu pilar yang seharusnya bisa menjaga generasi dari hal negatif belum berjalan dengan baik. Di antaranya sistem pendidikan yang ada belum mampu melahirkan generasi yang baik yaitu memiliki kepribadian Islam di mana pola pikir dan pola sikap berstandar pada Islam. Sehingga ucapan dan perbuatan berstandar halal dan haram, dilakukan jika Allah perintahkan, ditinggalkan jika Allah melarang. 

Fakta yang ada, generasi saat ini tidak menjadikan Islam sebagai standar kehidupan. Tak heran, banyak generasi rusak karena tak memiliki pondasi yang kuat dan benar. Kekerasan menjadi perilaku yang biasa bahkan sampai menghilangkan nyawa orang termasuk orang tuanya sendiri. Perilaku di luar nalar ini banyak terjadi pada generasi, peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh anak pada orang tua nya pun sudah berulang kali. Negara pun belum optimal dalam mengatur media, sehingga media menjadi salah satu yang berperan merusak generasi.


Islam Solusi Sistemis

Generasi harus segera diselamatkan dari sistem yang merusak, mengganti sistem yang merusak dengan sistem yang menyelamatkan yaitu Islam. Dalam Islam, seorang pemimpin negara sebagai raa'in (yang mengurus) bertanggung jawab pada rakyatnya. Oleh karena itu, negara akan menerapkan sistem pendidikan berdasar pada Islam yang membentuk generasi berkepribadian Islam. Generasi tak hanya memiliki skill dan menguasai sains, lebih dari itu generasi yang lahir memiliki akidah yang kokoh sebagai pondasi, menguasai tsaqafah Islam untuk kemaslahatan umat. 

Sejarah telah mencatat, lahirnya generasi cemerlang dan berkualitas hanya lahir dari sistem pendidikan Islam di bawah naungan Khilafah. Di masa peradaban gemilang ketika Islam diterapkan dalam sebuah negara, lahir ulama sekaligus ilmuwan di antaranya:

Pertama, Al Khawarizmi ahli Matematika, Astronomi, Geografi, Astrologi, Seni musik Arab. Al-Khawarizmi dikenal sebagai penemu algoritma dan aljabar. Ia juga memperkenalkan angka nol (sifir) dalam bahasa Arab kepada dunia ilmu pengetahuan. 

Kedua, Ibnu Sina ahli kedokteran, filsafat, geografi, matematika, astronomi, dan ilmu fisika. Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern Dunia. Ia melakukan banyak penemuan di bidang kedokteran yaitu: Cara menyuntikkan obat ke bawah kulit, pipa udara untuk mengobati orang yang tercekik, penemuan cacing Ancylostoma atau cacing lingkar, pengobatan penyakit khusus wanita, pengobatan tumor, pengukuran denyut nadi dan analisa kedokteran.

Ketiga, Al Ghazali ahli di bidang tasawuf, filsafat, hukum, dan teologi. Imam Al-Ghazali dikenal sebagai Bapak Tasawuf Modern. Ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa dan penempaan moral yang terpuji. 

Keempat, Ibnu Khaldun ahli Ilmu sosial, Sejarah, Filsafat, Ekonomi, Ilmu kalam, Fiqih. Ibnu Khaldun dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pemikiran dunia dan pendiri ilmu sosiologi. Ia memiliki banyak julukan, di antaranya: Bapak sosiologi, Peletak dasar filsafat sejarah, Perintis ilmu ekonomi, Penggagas teori-teori politik.

Kelima, Imam empat Mazhab yaitu Imam Syafi'i, Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Maliki yang karyanya menjadi rujukan umat sampai saat ini. 

Masih banyak ulama sekaligus ilmuwan yang lahir dari rahim peradaban Islam. Mereka menjadi teladan dan rujukan generasi di masa sekarang. Agar lahir kembali generasi yang cemerlang seperti masa ketika peradaban Islam ada, maka sudah seharusnya kita menjadikan kembali Islam sebagai way of life, bukan sistem sekuler yang saat ini diterapkan di negeri ini. 


Khatimah 

Kemajuan pendidikan pada masa keemasan peradaban Islam ini, bahkan telah terbukti menjadi rujukan peradaban lainnya. Cendekiawan Barat, Montgomery Watt, menyatakan, ”Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi “dinamo”-nya, Barat bukanlah apa-apa.”

Sejarawan terkemuka dari Barat, Will Durant (1885-1981), pernah mengatakan bahwa Islam telah menguasai hati dan kehidupan banyak bangsa di dunia. Beberapa pernyataan Will Durant tentang peradaban Islam: "Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di berbagai negara, seperti Cina, Indonesia, India, Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir, Maroko, dan Spanyol." "Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka." Allahua'lam bishawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar