Oleh: Saffana Afra (Aktivis Mahasiswa)
Baru-baru ini, Bareskrim Polri berhasil menangkap 58 tersangka terkait kasus tindak pidana pornografi anak dalam kurun waktu enam bulan, dari Mei hingga November 2024. Pengungkapan ini melibatkan 47 kasus dan 58 tersangka yang terlibat. Sebagai langkah lanjutan, pihak kepolisian juga telah mengajukan pemblokiran terhadap 15.659 situs pornografi online untuk mengurangi penyebaran konten berbahaya tersebut. (Sindonews.com)
Bagaimanapun, konten pornografi memiliki dampak negatif bagi anak dan generasi, termasuk merusak moral dan perkembangannya. Maraknya kasus pornografi merupakan dampak dari diterapkannya sistem sekuler kapitalis hari ini. Peristiwa ini menjadi alarm bagi kita semua tentang pentingnya sistem yang lebih efektif untuk menangani dan mencegah dampak negatif dari pornografi.
Sistem sekuler yang berkembang saat ini telah menciptakan situasi di mana kebebasan perilaku sering kali tanpa batas, berorientasi pada materi, dan mengabaikan etika serta moralitas. Ditambah dengan sistem hukum yang ada juga lemah dan tidak cukup memberi efek jera bagi para pelaku. Meskipun tindakan tegas telah dilakukan seperti yang ditunjukkan oleh Bareskrim Polri, masalah mendasar tetap ada, yakni penyebaran konten pornografi yang terus meluas melalui berbagai platform digital. Tanpa adanya regulasi yang memadai, konten-konten seperti ini akan terus merusak kualitas generasi muda yang menjadi harapan masa depan bangsa.
Lebih lanjut, sistem pendidikan yang ada saat ini juga tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pembentukan karakter dan ketakwaan. Pendidikan di bawah sistem sekuler lebih banyak fokus pada aspek intelektual dan keterampilan teknis, sementara aspek moral dan spiritual sering kali terabaikan. Padahal, pendidikan yang tidak mengedepankan pembentukan akhlak akan menghasilkan generasi yang rentan terhadap pengaruh negatif dari media, seperti pornografi, yang sangat mudah diakses oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Islam memiliki mekanisme yang sangat jelas untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya adalah dengan mengatur batasan-batasan dalam berpakaian dan berinteraksi antara laki-laki dan perempuan. Islam mengajarkan pentingnya menutup aurat sebagai langkah awal untuk menjaga kehormatan dan menghindari godaan. Selain itu, Islam juga memberikan pedoman yang sangat tegas mengenai bagaimana menjaga pandangan agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak akal dan pikiran.
Salah satu prinsip yang diajarkan dalam Al-Qur'an adalah menjaga pandangan agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, 'Hendaklah mereka menundukkan pandangannya'” (QS. An-Nur: 30). Dalam konteks ini, menjaga pandangan menjadi salah satu cara untuk mencegah kerusakan moral yang dapat timbul akibat pengaruh negatif seperti konten porno. Selain itu, interaksi antara laki-laki dan perempuan dalam Islam juga diatur sedemikian rupa agar tetap dalam koridor yang sehat, jauh dari godaan atau perilaku yang dapat menjerumuskan pada zina dan perbuatan tidak senonoh.
Sistem Islam akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan menguatkan keimanan. Sistem pendidikan berbasis akidah Islam mengutamakan pembentukan ketakwaan dan akhlak, sehingga generasi muda dapat memiliki kesadaran moral yang kuat untuk menghindari berbagai bentuk perilaku yang melanggar syariat. Dan sistem pendidikan ini tidak hanya diterapkan oleh lembaga pendidikan, tetapi juga diterapkan mulai dari organisasi terkecil yaitu keluarga, masyarakat dan lingkungan yang dikontrol oleh negara.
Pendidikan dalam Islam tidak hanya fokus pada pengembangan intelektual, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral. Melalui sistem pendidikan berbasis akidah Islam, generasi muda akan dibekali dengan pemahaman yang kuat mengenai nilai-nilai agama, serta pentingnya menjaga diri dari godaan duniawi yang merusak. Sistem pendidikan ini bertujuan untuk mencetak individu yang tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia, ketahanan mental yang tinggi, dan kemampuan untuk mengelola tantangan hidup dengan bijaksana.
Tidak hanya sampai di situ, Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam, menawarkan solusi untuk melindungi generasi muda dari konten-konten yang merusak. Pemerintah dalam Islam bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia digital. Dalam sistem Khilafah, negara akan memanfaatkan teknologi untuk memfilter konten yang beredar di internet, memastikan bahwa konten porno dan hal-hal negatif lainnya tidak dapat diakses dengan bebas oleh masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, bahkan keberadaannya akan sangat dicegah. Pemerintah akan menegakkan hukum dengan tegas dan memberi efek jera bagi siapapun yang memproduksi, menyebarkan, bahkan mengakses konten porno, karena hal tersebut termasuk melanggar syariat Islam.
Dengan penerapan sistem Islam, akan terbentuk generasi emas pemimpin peradaban yang tidak hanya unggul dalam intelektual tapi terpuji akhlaknya. Generasi muda yang dibentuk oleh pendidikan Islam akan menjadi pribadi-pribadi yang memiliki ketahanan moral dan mental yang kuat, serta dapat menghadapi segala tantangan hidup dengan bijak. Hal ini dapat terwujud karena dalam sistem Islam, negara berfungsi sebagai penjaga dan pelindung bagi warganya, menjamin kemaslahatan umum dan memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil dapat memberi manfaat bagi umat manusia secara keseluruhan.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar