Oleh : Ni’mah Fadeli (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)
Apa warna yang paling diingat sebagian besar anak muda saat ini? Bukan lagi merah, kuning dan hijau seperti warna pelangi tapi adalah merah muda dan hitam dalam bahasa Inggris, yaitu black dan pink. Bukan sekadar warna namun karena girlband asal Korea bernama Blackpink yang telah mengisi hati sebagian besar anak muda bahkan orang dewasa di seluruh dunia. Mulai dari nama personil, syair lagu, gerak di atas panggung hingga kesukaan para personil dan segala hal yang berkaitan dengan girlband tersebut selalu menjadi perhatian penggemarnya. Dan serasa angin segar di antara panasnya matahari bagi penggemar Blackpink yang dikenal dengan sebutan Blink ketika girlband idola mereka mengadakan konser di Indonesia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunojoyo Wisnu Andiko dalam keterangan tertulisnya siap mengerahkan 1022 personel gabungan yang terdiri dari 932 personel Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat, 30 personel TNI dan 60 personel dari Pemprov DKI Jakarta. Untuk untuk mencegah kemacetan lalu lintas, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya meminta masyarakat menghindari jalan sekitar Gelora Bung karno (GBK) di antara pukul 13.00-23.00 WIB. Ditlantas juga menghimbau agara penonton konser menggunaan transportasi umum ketika menuju GBK. (Tempo.co, 12/03/03).
Konser bertajuk “Born Pink World Tour” yang digelar di GBK pada 11 dan 12 Maret 2023 itu pun berhasil menjadikan kawasan GBK seketika berwarna hitam dan merah muda. Sebanyak 70 ribu lebih penonton hadir dalam konser tersebut. Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno dalam akun instagramnya menulis harapannya agar konser tersebut membawa keberkahan untuk para UMKM disekitar GBK. (Liputan6.com, 13/03/03).
Konser dengan jumlah penonton membludak tersebut tidak berharga murah. Harga resmi untuk satu tiket, mulai dari Rp 1.350.000 hingga Rp 3.800.000 bahkan di tangan calo tiket bisa mencapai harga Rp 10 juta. Tak sedikit pula penonton yang berasal dari luar kota, tentu saja mereka harus mengeluarkan nilai rupiah tak sedikit untuk dapat menyaksikan konser idolanya. Sebagian besar penonton berusia remaja bahkan ada anak-anak yang didampingi orangtuanya. Artinya para orangtua tersebut dengan rela hati mengeluarkan jumlah uang tak sedikit demi buah hatinya menyaksikan konser.
Sangat disayangkan pula, banyak diantara penonton konser tersebut adalah muslim. Sementara sepanjang acara yang mereka saksikan adalah para idola yang bergoyang dan mengumbar aurat mengikuti alunan musik. Para penonton pun ikut menggoyangkan badan, bercampur baur laki-laki dan perempuan terlarut dalam euphoria idola mereka. Entah dimana letak rasa malu yang seharusnya dimiliki muslimah.
Beginilah keadaan umat Islam hari ini, di tengah sistem sekuler kapitalis yang mengusung kebebasan dan mengutamakan keuntungan materi. Islam justru malu menampakkan keislamannya. Gaya hidup hedonis telah menjadi bagian dari mereka yang mengaku beragama Islam. Apapun yang ditawarkan pihak selain Islam akan diikuti dengan totalitas, tak peduli itu baik atau buruk, halal ataukah haram. Patokan yang digunakan adalah kesenangan dan kebahagiaan dunia yang semu.
Tentu kondisi generasi muda seperti saat ini tidak terjadi begitu saja. Mereka yang ingin memperkaya diri dengan ilmu agama justru dianggap radikal. Keamanan lengkap disediakan untuk sebuah konser namun kegiatan dakwah Islam mendapat perlakuan sebaliknya. Gaya hidup hedonis difasilitasi sebaliknya pendidikan aqidah Islam dibatasi. Bahkan dari konser mengharap keberkahan sedangkan apa yang dilakukan jauh dari tuntunan Islam. Lantas sebenarnya apa yang diharapkan penentu kebijakan negeri untuk generasi muslim kini?
Sudah saatnya umat Islam berpikir dengan cara Islam dan memiliki kepribadian Islam. Tak malu untuk menunjukkan identitas Islam dan sebanyak-banyaknya menyebarkan keunggulan yang Islam miliki agar umat semakin sadar bahwa hanya dengan Islam segalanya menjadi terarah. Tak ada gaya hidup hedonis, materialistis dan sekuler yang menjadi biang keladi dari segala persoalan hidup.
Islam berasal dari Allah, pencipta dunia dan segala isinya sehingga semua aturannya adalah untuk kebaikan. Dengan syariat Islam yang diterapkan di semua lini kehidupan maka tak akan ditemui kebijakan yang salah meletakkan prioritas karena semua sudah jelas patokannya yaitu halal dan haram sesuai yang telah Allah syariatkan. Tujuan yang ingin diraih dalam setiap kebijakan pemimpin juga jelas yaitu untuk meraih ridha Allah semata. Maka visi dan misi untuk mencetak generasi muslim yang tangguh menjadi lebih mudah sehingga akan tercipta peradaban mulia seperti yang pernah terjadi ketika dahulu Islam menguasai dunia.
Wallahu a’lam bishawwab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar