Kembalikan Hak Pendidikan Anak-Anak Gaza


Oleh : Siami Rohmah (Pegiat Literasi)

Zionis Israel kembali menyerang Gaza pada 11 Januari kemarin. Kali ini target serangan mereka adalah gedung sekolah Halwa, kota Jabalia, Gaza Utara. Dalam serangan ini setidaknya 8 orang tewas, termasuk dua anak- anak dan dua wanita. Serangan Israel ke gedung sekolah tidak hanya kali ini, misalkan pada 11 September 2024 gedung sekolah Al Jawni menjadi target serangan mereka. Sekolah ini dijadikan pengungsian di bawah pengelolaan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam serangan ini setidaknya 18 orang tewas, 6 di antaranya adalah staf UNRWA (badan PBB untuk pengungsi Palestina). (CNN Indonesia).

Serangan membabi buta yang dilakukan oleh Zionis selalu berdalih mentargetkan militan Hamas, padahal gedung yang menjadi target mereka adalah tempat pengungsian ribuan warga Palestina. Israel menyerang fasilitas-fasilitas publik, termasuk gedung sekolah. Padahal sekolah adalah tempat di mana anak-anak Palestina mencari ilmu, mendapatkan pendidikan, demi membangun peradaban mereka di masa depan. Akibat kebrutalan Israel, membawa anak-anak Palestina pada pusaran konflik dan harus putus sekolah.

Ketika di negara-negara lain, dunia pendidikan terus berusaha diperbaiki dan dikembangkan. Di Palestina gedungnya saja tidak diberi kesempatan untuk tetap tegak berdiri. Dunia menyaksikan bagaimana kebrutalan Israel selama ini. Namun, slogan-slogan yang selama ini didengungkan, HAM, kesempatan peningkatan kualitas SDM dengan pendidikan, menguap begitu saja jika berkaitan dengan Palestina. Apalagi Palestina adalah negerinya umat Islam, maka selalu diberlakukan standar ganda oleh mereka para pengendali percaturan politik dunia, bahkan negeri-negeri muslim yang ada di sekitar Palestina seperti tertidur. Maka tidak heran jika banyak yang menyebut, mereka sebenarnya adalah penjaga Israel, bukan saudaranya Palestina.

Ribuan masa depan anak-anak Palestina akan terancam dengan berlangsungnya serangan Israel. Maka, serangan dan kebrutalan mereka harus dihentikan. Solusi- solusi yang selama ini ditempuh tidak menyentuh akar masalah. Tidak mungkin Israel yang bebal dan sembong akan memperhatikan atau mendengarkan kecaman, meskipun seluruh dunia melakukannya. Mereka tidak akan pernah menepati meskipun ribuan janji disepakati. Mereka adalah golongan yang tidak mungkin bisa diajak menemukan solusi dengan diplomasi.

Kebebalan Israel selama ini telah terbukti. Maka solusi yang bisa ditempuh untuk menghentikan arogansi mereka adalah dengan mengangkat senjata, jihad. Para pemimpin kaum muslimin sudah seharusnya memobilisasi para pasukannya untuk membebaskan saudaranya. Dengan jumlah umat Islam yang begitu besar sesungguhnya bukan hal sulit untuk mengalahkan Israel. Bahkan jika negeri muslim tetangga Palestina saja (Mesir, Yordania, Libanon, Arab Saudi) mengerahkan tentaranya sudah bisa membuat Israel kerepotan, dan atas izin Allah akan mendapatkan kemenangan. 

Selama ini untuk melawan Hamas mereka sudah kewalahan, sehingga menyerang membabi buta. Padahal mereka mendapatkan dukungan penuh dari banyak negara barat, dan diamankan oleh negeri muslim yang berkhianat terhadap umat.

Harapan mobilisasi pasukan oleh pemimpin saat ini memang seolah mimpi. Apalagi bukan rahasia lagi, jika banyak pemimpin kaum muslimin yang menjadi sahabat, berpeluk mesra dengan Barat, bahkan diam-diam ingin menormalisasi hubungan dengan Israel. Padahal mereka tidak mungkin menghendaki kebaikan untuk kaum muslimin.

Kondisi kaum muslimin saat ini tak ubahnya seperti raksasa yang tertidur. Keberadaan mereka tidak memiliki pengaruh. Maka butuh pemimpin sebagaimana Shalahuddin Al Ayyubi, Sultan Abdul Hamid, yang membela tanah kaum muslimin dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki. Sayangnya pemimpin yang seperti ini tidak akan bisa hadir jika, kaum muslimin masih tercerai berai (lebih dari 50 negara). Tidak bisa hadir jika aturan mereka masih membebek kepada kaum kafir Barat yang menjadi pelindung Israel.

Hadirnya pemimpin semisal Shalahuddin dan Sultan Abdul Hamid, ketika kaum muslimin memegang teguh aturan Allah di seluruh sisi kehidupan, ketika kaum muslimin bersatu di bawah kalimat tauhid. Tiada lain ketika mereka bersatu dalam naungan daulah Khilafah. Sebagaimana dahulu setiap jiwa dan jengkal tanah kaum muslimin dibela dan dilindungi.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan komunal dalam Islam, selain kesehatan dan keamanan. Sebagai sebuah kebutuhan, maka daulah Khilafah akan menjamin pemenuhannya. Kebutuhan akan pendidikan akan dipenuhi dengan pendidikan yang berkualitas dan diberikan gratis untuk seluruh generasi. 

Khilafah akan membentuk generasi yang berkepribadian Islam, yang akan menulis perjalanan peradaban Islam yang gemilang. Maka dari itu masalah Palestina harus menjadi perhatian yang serius untuk seluruh kaum muslimin, karena di sana generasi kaum muslimin sedang menunggu, buktikan bahwa umat Islam bukan raksasa yang tertidur. 

Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuhnya ada yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Bukhari dan Muslim)




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar