Oleh : Mira Ummu Abdan (Aktivis Lingkar Studi Muslimah (LISMA) Bali)
Ramadhan bulan penuh berkah karena pahala yang berlipat ganda dalam segala aktivitas ibadah yang dilakukan setiap muslim. Bahkan dapat menjadikan muslim yang bertaqwa. Namun, tidak semua umat Islam memahami filosofi ramadhan dalam menjalankan puasanya. Bahkan hanya merasakan rasa lelah, lapar, haus dan tobat sekedarnya. Meskipun demikian suasana ramadhan ini senantiasa disambut dengan beragam sikap. Ada yang senang namun adapula yang biasa-biasa saja, malah merasakan puasa sebagaimana puasa-puasa sebelumnya. Padahal Rasulullah shalallahu 'alaih wassallam bersabda : Dari Abu Hurairah RA. Rasullah Saw.
, مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits ini sangat jelas bahwa ketika berpuasa karena adanya iman yang terpatri dalam diri dan harapan yang besar kepada Allah Maha Besar tentang pahala yang diperoleh maka akan menjalankannya penuh dengan keikhlasan dan keridhoan. Ujian dalam berpuasa sebagai ladang pahala, bahkan sebagai penyucian jiwa muslim yang penuh dengan dosa. Sebab dengan berpuasa karena iman, setiap muslim meyakini bahwa dosa-dosa yang terdahulu yang akan diampuni oleh Allah SWT.
Islam juga telah mewajibkan berpuasa agar tujuan berpuasa adalah agar bertaqwa.Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah Al- Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
"Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
Dalam ayat tersebut menunjukkan indikasi kata kutiba dengan makna 'diwajibkan' atas setiap orang-orang yang beriman untuk menjalankan puasa dibulan ramadhan.Bahkan sebelum mereka berpuasa justru telah dilakukan orang-orang sebelumnya dengan syariat yang tentunya telah ditetapkan oleh Allah dengan tujuan agar orang beriman dan juga orang sebelumnya menjadi umat yang bertaqwa. Taqwa dalam hal ini menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Beriman dan bertaqwa adalah hubungan yang saling terkait. Bahkan level beriman menuju pada level bertaqwa. Apa yang menjadi sarananya(wasilah) ? adalah salah satunya berpuasa dibulan mulia yaitu bulan ramadhan. Adanya keistimewaan dalam bulan ramadhan karena puasa itu sendiri yang diperuntukkan seorang muslim kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Bahkan dalam Hadtis Qudsi yang driiwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946
عن أَبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu’alai wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. "
Dalam hadits ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang diperuntukkan kepada Allah SWT. bahkan Allah sendiri secara' spesial'akan membalasnya. Bukan berarti Allah itu lemah karena butuh puasa dari hambanya. Tidaklah demikian melainkan puasa ini adalah aktivitas yang istimewa dihadapan Aĺlah. Mengapa?karena ketika seorang muslim melaksanakan aktivitas baik itu ibadah mahdhoh ataupun ibadah non mahdhoh melekat amalan puasa. Bahkan melipatkan gandakan pahala yang dilakukan dibulan ramadhan sebagaimana Hadits Rasùlullah. Saw, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).
Ada juga keistimewaan yang lain dibulan ramadhan selain berpuasa. Adanya peristiwa turun (nuzululqur'an) Al Qur'an. Adanya malam lailatu qadar yang dimana setiap muslim mengaharapkan mendapatkannya di 10 malam terakhir. Sehingga fadhilahnya beri 'itikaf atau berdiam dimasjid dengan berbagai amalan-amalan yang dilaksanakannya.
Oleh karena itu pentingnya setiap umat Islam menemui bulan ramadhan sebagai bulan 'Istimewa' dengan mengencangkan dalam optimalisasi amalan fardiyah dan amalan lainya dengan mempersiapkannya jauh sebelum ramadhan itu tiba sebagaimana Rasulullah saw. dan para sahabatnya penuh daya dan upaya dan sungguh-sungguh dalam menjalankan puasanya tanpa melewatkan sediikitpun waktunya. Sehingga dizaman ini setiap mukmin memahami bulan ini adalah bulan istimewa agar menjadi mukmin yang bertaqwa. Allahu 'Allam Bishowwab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar