Pemkab Sumedang Mulai Bahas New Normal Dan Pemulihan Ekonomi

sumber gambar : kesatu.co

Oleh : Wina Apriani (Darmaraja-Sumedang)

Belum selesai permasalahan pandemi covid-19 di Seluruh Negeri tapi penguasa sekarang justru merencanakan kebijakan New Normal begitupun kabupaten  Sumedang, yang mengekor kebijakan Pemprov Jabar untuk melaksanakan "New Normal" demi pemulihan ekonomi wilayah Sumedang. Bagaimanapun di balik ide adanya New Normal seharusnya bisa dikaji lebih dahulu oleh Pemda Sumedang karena fakta terjadi  masih banyak masyarakat Sumedang  tidak peduli terhadap wabah covid-19.

Kita masih bisa melihat tidak sedikit warga Sumedang yang berkumpul di titik-titik kerumunan. Tapi ternyata tidak ada tindakan tegas,dari pihak keamanan. Semua yang dilakukan pemda Sumedang terhadap warganya hanya berupa himbauan surat elektronik saja karena realitanya  masih banyak juga masyarakat Sumedang yang acuh terhadap wabah covid-19.dari contoh kecil banyaknya masyarakat yang berkerumun berbelanja di pasar tidak menggunakan protokol kesehatan dari mulai berdesak-desakan sampai tidak memakai masker.

Bisa dilihat juga data penyebaran covid-19 di sumedang tidak menunjukkan perubahan atau keberhasilan menengani wabah covid-19 di Sumedang  dilihat dari data sebagai berikut :
1) Positif Covid -19 :
* Berdasarkan uji Polymerase Chain Reaction (SWAB) : 9 orang, pasien asal Kecamatan Jatinangor 2 orang, Cimanggung 1 orang, Buahdua 1 orang, Ujungjaya 2 orang, Tomo 1 orang, Ganeas 1 orang dan Tanjungsari 1 orang.">
* Hasil Rapid test (diduga Covid- 19 yang dinyatakan reaktif), sebanyak 4 orang, yang terdiri dari 2 kategori reaktif :
* ODP sebanyak 2 orang, pasien asal Kecamatan Paseh dan Wado.
* PDP dengan gejala klinis pneumonia sebanyak 2 orang, pasien asal Kecamatan Cisitu.
2) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) : 1 orang pasien asal Kecamatan Wado.
3) Orang Dalam Pemantauan (ODP) : orang memiliki gejala ISPA tanpa pneumonia, sebanyak 21 orang.
4) Orang Tanpa Gejala (OTG) : 129 orang.
5) Orang Dalam Resiko (ODR) : 4.560 orang.

Adapun, hasil rapid test yang dilaksanakan secara masif dari tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2020 terhadap 1.531 orang, dengan hasil sebanyak 1.502 orang negatif dan 29 orang reaktif.
– Hasil rapid test yang dilaksanakan RSUD, sebanyak 1.520 orang dan selesai rapid test ulang 82 orang.
– Hasil rapid test yang dilaksanakan Dinkes, sebanyak 3.124 orang dan selesai rapid test ulang 85 orang.
Terbukti bahwa dari dari data di atas setiap harinya tidak menunjukkan perubahan terhadap penyebaran covid-19 di wilayah kecamatan. Justru Pemda Sumedang tidak bergerak cepat untuk menangani pembiaran wabah covid-19.
Yang dilakukan pemda Sumedang hanya cuma bisa menunggu arahan kebijakan dari pusat Pemprov Jabar  termasuk untuk mengikuti New Normal yang sejatinya membahayakan masyarakat Sumedang.

Berbicara pembahasan tentang  kebijakan New  Normal Di Negeri ini pertama kali di umumkan Presiden Joko Widodo (7/5/2020), melalui akun resmi media sosial Twitter @jokowi, mengatakan, "Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan."
Bahkan, pemerintah Indonesia telah melangkah jauh dengan menggunakan skenario dan timeline bagi konsep new normal  seperti Dimuat pada laman kompas.com Kementrian perekonomian mengeluarkan skenario "hidup normal" atau new normal dengan timeline pemulihan ekonomi nasional usai pandemi covid-19.Skenario ini dibuat mulai awal Juni mendatang. Artinya ketika membahas new normal  bukanlah sekadar kehidupan dengan sejumlah protokol kesehatan, melainkan kehidupan dunia dalam sistem pemisahan kapitalisme di tengah pandemi covid-19 yang di biarkan mengganas sepanjang sejarah. Hasilnya penderitaan negara yang menanamkan konsep new normal akan semakin dalam. Masyarakat seharusnya bisa paham bahwa Awal digagasnya  "new normal" hanya saja untuk kepentingan Barat Bahkan, "new normal" telah di tetapkan PBB sebagai kerangka kerja dunia, dan dipromosikan untuk suatu kehidupan umat manusia.

Oleh karena itu sebagaimana kita saksikan, Indonesia tercinta  telah lama dalam penjajahan ekonomi dan politik Barat, maka "new normal" hanya menunjukkan penjajahan dalam suasana baru; yaitu suasana ketika covid-19 sedang berkecamuk dan tuntunan imperialisme yang lebih besar dalam sejarah kehidupan. Sehingga penderitaan yang akan ditimbulkan pada masyarakat tentu akan lebih dalam lagi. Miris terlihat dari konsep New Normal atau new normal life ini. Demi hanya hasrat meraih nilai materi, rezim berkuasa berlepas tangan dari mengatasi pandemi covid-19 yang tengah berkecamuk.kendati untuk itu bayangkan  kesehatan dan nyawa miliaran manusia di berbagai negeri taruhannya.
Tak terbayang seandainya new normal di laksanakan di penjuru negeri termasuk di kabupaten Sumedang bagaimana nasib masyarakat nya nanti. Bahkan Di Indonesia, sejumlah para ahli kesehatan pun telah bersuara. khususnya melihat kurva epidemiologi  covid-19 yang jangankan melandai, menunjukkan titik puncak (peak)  pun belum.

Wakil ketua ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui (kompas.tv) mengatakan "Saat ini terlalu cepat untuk mengambil langkah "new normal" untuk masuk new normal, pemerintah harus memiliki indikator dan kriteria berbasis data dan penanganan coronoa secara medis dan epidemiologis.
Sudah jelas sekali bahwa penguasa negeri ini tidak peduli terhadap kesehatan dan jiwa masyarakat. Di saat bersamaan setiap orang harus berjuang lebih berat lagi mengurusi kehidupannya, berhadapan dengan kerakusan korporasi yang difasilitasi negara sistem kapitalisme  di tengah keganasan wabah covid-19.
Solusi satu-satunya  adalah dengan Peradaban Sistem Islam yang patut Memimpin Dunia. Peradaban Islam adalah satu-satunya peradaban berkarakter mulia, pemberi rasa tentram dan ketenangan bagi kehidupan umat manusia. Lebih dari itu keberadaan peradaban Islam yang berdasarkan akidah  Islam menjadikannya sebagai salah satu-satunya peradaban yang sesuai fitrah Bani insan. Disamping karena gambarannya tentang kehidupan sebagai aktivitas yang berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangan Allah.
Peradaban Islam yang dipimpin oleh  Khilafah harapan dunia. akan membesar Pembebas dari pandemi covid-19 yang setiap harinya berlarut-larut  juga akan membawa dunia pada puncak kesejahteraan dengan izin Allah SWT. Itulah yang semestinya sesegera mungkin diwujudkan oleh kaum Muslim di seluruh dunia.
Wallah a'lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

0 Komentar