Harapan Semu Urbanisasi dan Industrialisasi Penduduk Bekasi


Oleh : Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

DPRD Kota Bekasi meminta pengurus RT dan RW di seluruh wilayah Kota Bekasi untuk aktif melakukan pendataan terhadap warga pendatang pasca lebaran. Hal ini sebagai langkah antisipatif terhadap potensi dampak sosial yang bisa muncul akibat lonjakan pendatang.

Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bekasi, Rudy Heryansyah, menekankan pentingnya peran RT-RW sebagai garda terdepan dalam menjaga stabilitas dan ketertiban lingkungan. Rudy mengakui bahwa Kota Bekasi memiliki daya tarik sebagai tujuan urbanisasi. Namun, ia berharap para pendatang yang datang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. DPRD Kota Bekasi mendorong kolaborasi antara RT-RW, kelurahan, dan instansi terkait untuk memastikan proses pendataan berjalan optimal, demi terciptanya lingkungan yang tertib, aman, dan sejahtera bagi seluruh warga. (Bekasi.id 19/04/2025)

Badai PHK di berbagai sektor dari awal tahun 2025 menambah jumlah penggangguran di berbagai daerah. Secara alami para korban harus bertahan hidup dengan mencari pekerjaan, Bekasi menjadi salah satu tujuannya. Bekasi, Cikarang dan sekitarnya terkenal dengan kota industry dan metropolitan sehingga menjadi magnet dan tumpuan harapan pekerjaan dari udik ke kota.

Urbanisasi masih menjadi momok di negeri ini, khususnya pasca lebaran. Banyak penduduk desa yang berbondong-bondong untuk datang ke kota besar demi mendapatkan kehidupan yang layak. Perpindahan penduduk dari desa ke kota sebenarnya adalah wajar, akan tetapi yang terjadi di negeri ini semua bermotif ekonomi. Adanya perbedaan yang menonjol antara perekonomian di kota dengan desa membuat rakyat rela meninggalkan kampung halamannya. Akibat dari urbanisasi ini adalah penumpukan penduduk di kota-kota besar seperti Bekasi. Selain itu urbanisasi linier dengan kriminalitas. Ketika seseorang dari desa datang ke kota tanpa membawa pendidikan dan keterampilan yang mumpuni sedangkan kehidupan di perkotaan keras ini membuka peluang untuk melakukan kriminalitas. Dia harus bertahan hidup sedangkan tidak punya pekerjaan yang layak. Ini masih menjadi PR besar penguasa di negeri ini.

Selain motif ekonomi alasan seseorang berpindah ke kota adalah industrialisasi. Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Industrialisasi dan pembangunan terpusat di kota besar sehingga urbanisasi tidak dapat di elakkan.

Beberapa alasan industrialisasi dan pembangunan selalu di bangun di kota adalah profit, menekan biaya, dan mudahnya akses transportasi, akses administrasi. Untuk tenaga kerja harus datang ke kota karena secara otomatis kota tujuan ini lebih untuk mendongkrak perekonomian. Di satu sisi menguntungkan bagi Kota tujuan yaitu meningkatnya pajak daerah tetapi sisi sosial kemasyarakatan menimbulkan masalah serius yaitu, kemiskinan bertambah, masalah kesehatan , tata kota yang kurang tertata,kerusakan lingkungan karena limbah dan sampah, kriminalitas, prostitusi, perselingkuhan dan individualisme dan hilangnya humanisme dalam bermasyarakat.

pembangunan dan industrialisasi ala kapitalisme bukan karena pelayanan penguasa kepada rakyat. Jika Penguasa melayani rakyat dengan tulus maka akan di perhatikan kebutuhan tiap daerah dan kemudian dipenuhi sesuai dengan potensi daerah, sehingga warga terserap potensinya alias tidak menganggur. Industrialisasi ala kapitalisme juga merubah pemikiran manusia untuk berorientasi pada materi,standart kebahagiaan berdasar terpenuhinya materi sehingga tak heran sifat serakah , pola hidup konsumtif menjadi dominan di masyarakat. Kapitalisme menjadi biang dari kerusakan pemikiran dan kerusakan pelayanan kepada rakyat.


Sistem Islam Menyelesaikan Masalah Urbanisasi dan Industrialisasi

Islam adalah agama sekaligus ideologi. Jadi Islam tidak hanya mengatur manusia dengan tuhan, namun Islam juga mengatur masalah manusia dalam kehidupan sehari-hari termasuk masalah ekonomi. Dalam hal masalah meningkatkan standar perekonomian Islam sudah terbukti dalam Sejarah. Dimana setiap kota, daerah di fungsikan, digali potensinya sehingga memiliki ciri khas dan dapat maju bersama. Hal ini tentu saja sebagai upaya terjadinya urbanisasi dan terjadi gab di kota, pinggiran atau pelosok wilayah. Semua terjadi karena niat dari pembangunan adalah untuk pelayanan terpenuhinya kebutuhan rakyat bukan profit.

Disebutkan dalam Sejarah Mesir dan Baghdad, pada masa Khilafah Islamiah kedua kota tersebut unik dengan potensinya, adanya sungai Nil di Mesir menjadikan mesir sumber makanan dan sarana prasarana dibangun disana melibatkan kemampuan warga, warga enggan meninggalkan Kairo Mesir karena sarana sudah lengkap baik pendidikan perumahan atau tata kota dan juga keamanan dan masalah hukum yang adil. Padahal ibukota negara Islam saat ini adalah Bagdad yang juga memiliki peradapan yang tinggi, potensi sungai Eufrat dan Trigis juga menjajikan kesejahteraan rakyat.

Dalam sistem Islam penguasa sebagai raain yaitu dia mengurus rakyat, tidak hanya di kota namum juga di pelosok desa. Dengan prinsip ini pemerataan ekonomi akan terjadi. Adapun langkah yang dilakukan oleh penguasa adalah sebagai berikut:
1. Mewajibkan laki-laki yang baligh untuk bekerja untuk menafkahi keluarga.
2. Jika tidak mampu maka yang bertanggung jawab terhadapnya adalah keluarganya. 
3. Jika tidak mampu maka tetangganya yang bertanggung jawab terhadapnya. Namun ini sifatnya sementara. Jika laki-laki tersebut sudah mampu kembali bekerja maka tetangganya tidak menyokong lagi perekonomian keluarganya.
4. Jika ternyata laki-laki tersebut masih belum mampu maka negara yang akan turun tangan untuk menanggung nafkah dari keluarga laki-laki tersebut. Selain itu negara juga akan membuka lapangan pekerjaan agar warganya bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Lapangan pekerjaan ini tidak hanya berpusat di kota namun juga tersebar di seluruh negeri termasuk desa.

Dari langkah ini maka akan meminimalisir urbanisasi dan industrialisasi.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar