Oleh : Isma Kim
Hai, Sobat Muslimah! Kira-kira gimana perasaanmu jika orang yang kalian cintai direndahkan, dibenci, bahkan dihina? Rasanya ingin marah, bukan? Kita tentu menjadi garda terdepan untuk melindungi orang yang kita cintai tersebut. Konon, bukti cinta paling tinggi itu terletak pada pengorbanan, meskipun harus bertaruh nyawa.
Seperti halnya seorang muslim, jika cinta pertamanya yakni Allah Swt. Rasulullah Saw. dihina, direndahkan. Tentu kita akan merasa marah. Bagaimana bisa manusia mulia seperti Nabi Muhammad Saw. suri tauladan umat muslim bisa dihina.
Ini terjadi di India, Sob. Salah satu pejabat Bharatiya Janata Party (BJP) melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. Karena hal itu, pada Sabtu (11/6) Kepolisian India mengumumkan adanya bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di India Timur. Akibatnya, dua orang remaja meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka (Republika.com, 12/6/22).
Perlawanan yang dilakukan kaum Muslim di India adalah bentuk bukti cinta terhadap Nabi Saw. Terlebih, Sob, kaum Muslim di India termasuk minoritas. Islam dianggap agama berbahaya. Berbagai sikap diskriminatif terus dilakukan bagi Muslim di India.
Namun seharusnya, Sob ketika Nabi Muhammad Saw. Nabi seluruh umat Muslim di dunia di hina, kemarahan akan terjadi pada umat Muslim di seluruh dunia. Sayangnya, Sobat Muslimah, saat ini negeri-negeri Muslim hanya bisa mengecam atau memboikot. Seperti yang terjadi di negara-negara Arab, Pusat perbelanjaan besar di Arab Saudi, Kuwait, Bahrain menghapus produk India (CNBCIndonesia.com, 6/6/22).
Sayangnya, Sob aksi boikot ataupun kecamatan tak dapat membuat pelaku penghinaan jera. Apalagi, Sob, banyak negara-negara Muslim yang bergantung dari India. Begitupun negeri kita tercinta, Indonesia. Jika ikutan memboikot, Indonesia akan kehilangan beberapa komoditas impor dari India.
Dikutip dari laman CNBCIndonesia.com (7/6), Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode Januari-Maret 2022 nilai impor Indonesia dari India mencapai US$ 2,66 miliar atau Rp 38,58 triliun (kurs=Rp14.500/US$). Hasil-hasil minyak bumi jadi barang impor terbesar Indonesia dari India.
Bukan hanya itu, Sob, negeri kita juga kerap mengimpor gula, tetes, madu, beras, telur, cabai, garam, tepung gandum, dan bahan pangan lainnya. Selain itu, ada juga Biji dan buah mengandung minyak, berkulit lunak, besi kasar, besi cor, dan besi beton dari India. Banyak banget, ya, Sob! Bisa dibayangkan jika negeri ini ikutan memboikot. Bisa jadi akan terjadi kelangkaan barang yang sangat dibutuhkan rakyat Indonesia.
Tapi, eh, tapi Sob. Kita tentu nggak mau kan penghinaan kepada Nabi Saw. terus terjadi? Hal ini harus segera diakhiri, karena perbuatan ini sudah melampaui batas. Butuh sanksi tegas bagi para pelakunya. Nabi Muhammad Saw. adalah manusia mulia yang membawa ajaran Islam sampai kepada kita saat ini.
Allah Swt. memberikan ancaman berupa azab yang pedih terhadap pelaku yang menghina Rasulullah Saw. Melalui Firman-Nya dalam surat at-Taubah ayat 41 yang artinya ”Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah, akan mendapat azab yang pedih.” Terlebih lagi jika dilakukan secara sengaja, berulang kali, dan terang-terangan. Menurut kesepakatan ulama pelakunya bisa dikenakan hukuman mati jika tidak segera bertaubat.
Maka, Sob, tentu kita mau kan penghinaan ini terus terjadi? Umat butuh pelindung terkuat yakni dari negara untuk menghalau pelaku penghinaan Nabi. Lebih dari itu, umat juga butuh pelindung dari serangan musuh-musuh Alllah Swt.
Pelindung ini adalah hadirnya pemimpin dalam sistem Islam. Sebab, Islam memandang negara memiliki peran besar melindungi rakyatnya, sebagai junnah (perisai). Sebagaimana Sabda Nabi Saw. "Sungguh Imam/Khalifah adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya" (HR Muslim).
Oleh karena itu, Sob. Mari, mengambil bagian dalam garda terdepan memperjuangkan sistem Islam, sebagai satu-satunya aturan untuk mengatur hidup manusia. Negara dalam sistem Islam tidak akan bergantung kepada negeri lain, terkhusus negeri kafir. Karena haram hukumnya melakukan kerja sama dengan negara yang sudah jelas-jelas memerangi Islam.
Kita tidak boleh diam, karena mendiamkan kemungkaran adalah dosa. Bahkan, ulama besar Buya Hamka rahimahullah menyebut, jika ada orang yang diam saat agamanya dihina, maka seperti orang yang sudah mati. “Jika kamu diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan.”
Oleh karena itu, kemarahan atas tindakan penghinaan Nabi yang kita rasakan hari ini harus dirasakan oleh seluruh umat. Sehingga, kerinduan hidup dalam sistem Islam akan semakin membara. Akan terjaga akidah umat dan manusia akan hidup dalam keberkahan dari Allah Swt.
Wallahua'lam bishowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar